Observasi dalam Penelitian Tindakan Kelas
MAKALAH
Untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas
Dosen
Pengampu:
Eli
Mufidah, M. Pd.
Disusun Oleh:
Dika Ayu Rahmawati (sh , ya)
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-FATTAH
SIMAN SEKARAN LAMONGAN
Desember 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah Penelitian Tindakan
Kelas “Penelitian Tindakan Kelas”
Makalah
ini disusun berdasarkan tugas yang diberikan oleh Dosen mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas untuk menambah wawasan penulis. Makalah ini disusun dengan harapan dapat bermanfaat bagi semua kalangan
dan terutama bagi penulis sendiri. Ucapan terima kasih juga tak lupa kami
haturkan kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan makalah ini,
antara lain:
1.
Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan lancar dan tanpa gangguan.
2.
Eli Mufidah, M. Pd.
selaku Dosen mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas,
yang telah membimbing kami dalam menyusun makalah ini.
3.
Keluarga yang senantiasa mendukung kami.
4.
Teman-teman yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah.
5.
Semua pihak yang telah terlibat yang tak dapat kami sebutkan
satu-persatu.
Kami menyadari
makalah ini masih banyak memiliki kekurangan. Untuk itu, kami mengaharapkan
saran dan kritik yang membangun dari semua pihak agar kedepannya kami lebih
baik lagi dalam menyusun sebuah makalah.
Sekaran, 03 Desember 2018
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang................................................................................
1
B.
Rumusan Masalah...........................................................................
2
C.
Tujuan..............................................................................................
2
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Observasi....................................................................... 3
B.
Prinsip-prinsip Observasi................................................................. 5
C.
Jenis-jenis Observasi........................................................................ 6
D.
Tujuan dan Sasaran Observasi......................................................... 7
E.
Fungsi Observasi............................................................................. 7
F.
Prosedur Observasi.......................................................................... 9
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan......................................................................................
10
B.
Saran ............................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu yang menjadi fundamental
bagi setiap warga negara Indonesia saat ini, melalui pendidikan, ilmu
pengetahuan dan tekhnologi, dapat dikuasai dan dijadikan patokan dalam
pemenuhan kebutuhan Ilmu Pengetahuan. Untuk peningkatan Ilmu pengetahuan
dan Teknologi, diperlukan adanya kegiatan penelitian yang menciptakan ilmu
pengetahuan baru dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah ada., karena
hasil-hasil yang dicapai dari penelitian tersebut berguna bagi
kehidupan manusia dimulai dari kegiatan penelitian bahkan menjadi tradisi yang
berlaku dalam pergaulan masyarakat ilmiah. Pengetahuan dan teknologi diperoleh
saat ini dipastikan melalui kegiatan penelitian termasuk ilmu-ilmu sosial,
pendidikan, pertanian, serta ilmu hukum.
Dalam penelitian, dikenal dua pendekatan, yaitu
pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Kedua penelitian ini,
merupakan kerangka berfikir yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti
terhadap ilmu ataupun teori. Penelitian kuantitaif lebih menekankan pada
pengujian hipotesis yang telah disusun. Namun beda halnya dalam penelitian
kualitatif, penelitian ini menjelaskan cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan
peneliti terhadap fakta, ilmu dan fenomena. Penelitian ini juga dapat bertitik
tolak dari suatu teori yang telah diakui kebenarannya dan dapat disusun pada
waktu penelitian berlangsung sesuai dengan data yang ada.
Dalam dunia keguruan atau mahasiswa jurusan
pendidikan, penelitian biasanya disebut dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
PTK sebagai alat yang digunakan untuk peningkatan kualitas seorang guru dalam
tugas sehari-hari. PTK ini sangat cocok untuk meningkatkan pembaharuan
pembelajaran. Penelitian tindakan kelas juga dapat meningkatkan profesionalisme
guru. Dalam PTK perlu
dilakukan beberapa langkah atau cara agar memperoleh hasil yang maksimal dan
sesuai dengan tujuan. Selain itu, dalam PTK perlu adanya observasi untuk
mengetahui sejauh mana keberhasilan guru dan siswa
dalam proses belajar mengajar dan untuk mengetahui apakah tindakan dalam PTK sudah sesuai dengan masalah dalam PTK. Untuk itu, penulis akan emmbahas mengenai
observasi dalam PTK.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan observasi
dalam PTK, kami rumuskan dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1.
Bagaimana pengertian observasi?
2.
Bagaimana prinsip-prinsip observasi?
3.
Bagaimana jenis-jenis observasi?
4.
Bagaimana tujuan dan sasaran observasi?
5.
Bagaimana fungsi observasi?
6.
Bagaimana prosedur observasi?
C.
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang kami sajikan
di atas, maka tujuan dari makalah ini adalah
1. Untuk
mendeskripsikan pengertian observasi.
2. Untuk
mendeskripsikan Prinsip-prinsip observasi.
3. Untuk
mendeskripsikan Jenis-jenis observasi.
4. Untuk
mendeskrpsikan Tujuan dan sasaran observasi.
5. Untuk
mendeskripsikan Fungsi observasi.
6. Untuk
mendeskripsikan Prosedur observasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Observasi
Di dalam penilitian ada tahap-tahap yang harus diperhatikan salah satunya
Observasi. Observasi (observation) dalam bahasa metodologi penelitian
itu mengandung dua macam pengertian. Pertama,
bermakna sebagai penelitian atau pengumpulan data. Kedua, sebagai teknik
khusus mengumpulkan data menggunakan alat indera (mengamati dengan mata terlebih khususnya).[1]
Dalam melakukan suatu penelitian, observasi digunakan untuk mengamati suatu
pelaksanaan dan perkembangan dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru
dan siswa, melalui observasi inilah kita dapat mengetahui
sejauh mana siswa dan guru dapat mencapai tujuan pembelajaran yang akan
dicapai. Pengamatan ini dapat dilakukan sebelum, selama dan sesudah siklus
(tindakan pembelajaran) penelitian berlangsung.[2]
Observasi dapat membantu peneliti dalam melakukan Penilitian Tindakan
Kelas (PTK) yang tidak dapat dipisahksan dari suatu tindakan setiap silklus.
Dalam PTK observasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan guru dan siswa dalam proses
belajar mengajar. Dengan observasi ini guru dapat mengetahui apakah
tindakannya sudah sesuai dengan masalah dalam PTK. Jadi, observasi dan PTK ini
dilaksanakan secara bersamaan dalam proses belajar mengajar dari hasil
pengamatan itu sering kali ditemukan masalah. Dengan ditemukan
masalahnya kita dapat melakukan tindak lanjut agar pada siklus
berikutnya itu lebih baik.
Mengobservasi
Tindakan itu artinya meneliti jalannya tindakan yang kita laksanakan (sedang
dan sudah dilaksanakan). Dalam PTK, itu akan berarti mencakup meneliti hal-hal
berikut:
1.
Cara-cara yang digunakan untuk meningkatkan atau memperbaiki
keadaan (masalah) sudahkah berjalan dengan semestinya. Misalnya, jika
yang digunakan itu berupa belajar berkelompok (cooperative learning), diteliti
apakah cara kerja murid dalam kelompok sudah baik, lancar, kooperatif dan sebagainya (nantinya akan direfleksi atau dievaluasi apakah cara
mengelompokkan murid sudah baik atau tidak). Jangan-jangan kerja
murid-murid bekerja sendiri-sendiri di dalam kelompok, padahal kerja kelompok
artinya bekerja bersama-sama, sama-sama bekerja sebagai satu tim.
2.
Alat bantu pengajaran yang digunakan apakah sudah
tepat atau belum, jika menggunakan alat bantu pengajaran (alat pelajaran,
alat praktikum, alat peraga, dan atau media) apakah alat-alat itu sudah tepat
dengan materi. Misalnya, apakah alat-alat itu sungguh-sungguh memudahkan murid
dalam mengenali atau memahami materi yang disajikan lewat alat peraga tersebut,
apakah alat peraga itu dapat terlihat oleh semua murid, termasuk yang duduk di
belakang (apakah terlampau kecil atau cukup besar). Jika menggunakan media
(tayangan video, tayangan cd di komputer, memperdengarkan suara dari
tape-recorder) apakah video/cd itu tayangannya bagus, suara pada tape jelas,
dan tentu saja apakah isinya yang berupa pelajaran itu komunikatif (mudah
ditangkap murid).
3.
Jika dalam PTK itu “dicecar” (akan ditingkatkan juga)
aspek motivasi belajar, gairah belajar, minat belajar, kesenangan belajar murid
dan sebagainya, maka diamati langsung oleh guru, dengan mata kepala sendiri
terhadap perilaku murid-murid tersebut. Diamati sendiri oleh guru itu penting
ditegaskan, sebab kerap kali ada kesalahan guru melakukan PTK meminta bantuan
orang lain (teman guru) untuk mengamati (mengobservasi) cara dia mengajar. Yang
perlu diingat adalah yang diamati bukan cara guru mengajar, melainkan tindakan
yang dilakukan guru (diobservasi). Dengan kata lain guru mengamati proses
murid-muridnya belajar, bukan cara guru mengajar.
4.
Keberhasilan belajar murid, pada aspek
ini sudah tentu diobservasi (diteliti)
dengan menggunakan tes, tes tulis, tes lisan, atau tes
perbuatan (perilaku).
B.
Prinsip-prinsip Observasi
Menurut Hopkins dalam bukunya Daryanto,
prinsip-prinsip observasi dalam Penilitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu:
1. Perencanaan Bersama
Saat kita ingin melakukan suatu observasi
pertama-tama yang harus kita lakukan dengan perencanaan bersama antara
peneliti, pengamat dan yang akan diamati. adapun cara yang harus dilakukan,
yaitu :
a.
Sebelum
melakukan observasi, semua anggota tim harus melakukan suatu
pertemuan agar tidak terjadi perbedaan pendapat.
b.
Sebagai murid
yang akan diobservasi, peneliti sebaiknya menjelaskan kegiatan dan pengamatan
yang akan dilakukan.
c.
Dalam melakukan
suatu PTK secara individual, harus dilibatkan siswa dalam menyamakan pendapat
agar dapat memberikan penjelasan dalam proses belajar mengajar.
2. Fokus
Dalam pelaksanaan suatu observasi, fokus dibedakan
menjadi dua, yaitu:
a.
Fokus umum
adalah seluruh kegiatan yang berkaitan dengan PTK, terutama keseluruhan
pembelajaran.
b.
Fokus khusus
adalah tindakan-tindakan yang telah dirumuskan dalam hipotesis tindakan
(biasanya ditunjukkan dalam skenario tindakan).
Dalam observer harus mengfokuskan hal tertentu yang
secara spesifik agar tindakan yang dilakukan untuk proses perbaikan.
Permasalahan yang terfokus akan mengurangi berbagai kelemahan dalam observasi.
3. Membangun Kriteria
Dalam observasi kesepakatan guru tentang kriteria
keberhasilan dari suatu tindakan, akan membantu guru dalam melakukan PTK sesuai
dengan masalah yang dihadapinya dengan suatu observasi.
4. Keterampilan Observasi
Observer atau peneliti harus menguasai keterampilan
mengobservasi. Dimana saat mengobservasi, sebagai observer saat mengambil
sebuah keputusan tidak boleh mengambil keputusan hanya dengan
membuat penafsiran saja tapi harus mengetahui data apa adanya atau data yang
sebenarnya.
5. Umpan Balik (feedback)
Untuk mengetahui hasil observasi maka harus
dievaluasi agar dapat memperoleh balikan untuk memperbaiki proses pembelajaran.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
a.
Setelah
melakukan suatu pengamatan dalam bentuk berdiskusi Balikan harus segera
dilakukan agar dapat memperbaiki proses pembelajaran.
b.
Dengan adanya
data yang apa adanya atau faktual yang sudah dicatat secara cermat dan tersusun
melalui instrument observasi.
c.
Data yang sudah
ada dari suatu pengamatan harus dicapai kesepakatan bersama tentang kriteria
keberhasilan karena dijadikan suatu pedoman yang benar.
d.
Guru sebagai
pelaku tindakan atau yang akan diobservasi akan mendapatkan kesempatan untuk
memberikan penafsiran data.
e.
Saat melakukan
diskusi harus mengacu pada perbaikan strategi pembelajaran. Dengan
adanya PTK kita dapat mengetahui masalah-masalah yang dihadapi dan
memberikan strategi dalam proses pembelajaran agar dapat lebih baik.[3]
C.
Jenis-jenis Observasi
Dari pengertian observasi dan prinsip-prinsip, adapun jenis-jenis
observasi, yaitu:
1.
Observasi Terbuka
Dalam observasi terbuka, pada dasarnya tidak mempunyai sasaran atau struktur tertentu sebelum
dilaksanakannya observasi. Peneliti cukup menyediakan lembar kertas kosong dan alat perekam video atau audio
untuk mencatat hal-hal yang dinilai menarik atau penting selama observasi.
2.
Observasi Terfokus
Hal yang perlu diamati oleh peneliti dalam observasi terfokus secara khusus
ditujukan untuk mengamati aspek-aspek tertentu dalam pembelajaran. Misalnya keaktifan
siswa dalam proses belajar mengajar, pengaruh penguatan yang diberikan guru
kepada siswa.
3.
Observasi Terstruktur
Dalam observasi terstrukrur, pengamat atau peneliti hanya menggunakan instrumen
observasi yang terstruktur dan siap pakai sehingga pengamat hanya memberi tanda
check list saja (V) sesuai dengan lembar yang disediakan.
4.
Observasi Sistematik
Dalam observasi sistematik, peneliti lebih merincikan aspek yang akan
diteliti contohnya meneliti pengaruh adanya metode yang diterapkan dalam
pembelajaran misalnya metode mana yang lebih berpengaruh apakah metode ceramah
atau diskusi.[4]
D. Tujuan atau Sasaran
Observasi
Adapun tujuan atau sasaran observasi secara umum, yaitu untuk
mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab masalah tertentu. Dalam
penelitian formal, observasi bertujuan untuk mengolah data yang valid dan
reliabel (sahih dan handal). Data ini kemudian akan diolah untuk menjawab
berbagai pertanyaan penelitian atau menguji hipotesis. Dalam Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), observasi terutama ditujukan untuk memantau proses dan
dampak perbaikan yang direncanakan. Proses dan dampak yang teramati
diinterpretasikan, selanjutnya digunakan untuk menata kembali langkah-langkah
perbaikan.
E.
Fungsi Observasi
Fungsi dari diadakannya observasi dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.
Untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan
rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya.
2.
Untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang
sedang berlangsung dapat diharapkan akan menghasilkan perubahan yang
diinginkan.
Ada beberapa faktor yang dapat dipandang
sebagai sumber terjadinya kegagalan dari tindakan dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan adalah sebagai berikut:
1.
Pelaksanaan tindakan yang menyimpang dari rencana
tindakan yang telah ditetapkan.
2.
Rencana tindakan yang mengandung kesalahan, misalnya
kesalahan asumsi atau konsep dasar, kekeliruan menerjemahkan konsep menjadi
rencana tindakan operasional.
3.
Keterbatasan kemampuan pelaksanaan tindakan (guru) seperti
kekurang mampuan mengelola kelas, mendayagunakan sumber dan sarana belajar yang
ada, dan keterbatasan dalam penguasaan materi yang disajikan.
4.
Faktor yang berasal dari luar yang tidak dapat
dikendalikan dalam rencana tindakan, seperti kendala dari jajaran birokrasi.
Untuk menilai apakah tindakan yang dilakukan
berdampak positif atau negatif terhadap usaha memperbaiki atau meningkatkan
praktek pembelajaran yang terjadi di dalam kelas, maka kriteria yang digunakan
adalah yang bersumber dari misi tindakan kelas. Oleh karena itu, kriteria yang
dijadikan tolak ukurnya adalah:
1.
Peningkatan praktek pembelajaran, seperti peningkatan efesiensi
pembelajaran, peningkatan efektivitas pembelajaran dan peningkatan hasil
belajar
2.
Peningkatan keterlibatan siswa, frekuensi keterlibatan guru, peran
serta administrator, dan partisipasi anggota masyarakat dalam mendukung setiap
tercapainya penyempurnaan proses belajar dan peningkatan hasil belajar
3.
Peningkatan kinerja guru dan masyarakat sekolah dalam upaya
meningkatkan kualitas keberhasilan belajar siswa.
F. Prosedur Observasi
Dalam melakukan observasi terdapat suatu prosedur atau langkah-langkah yang
mesti dilakukan, yakni sebagai berikut.
1. Pertemuan pendahuluan, disebut sebagai
pertemuan perencanaan yang dilakukan sebelum observasi berlangsung. Tujuan pertemuan ini adalah untuk menyepakati berbagai hal
berkaitan dengan pelajaran yang akan diamati dan observasi yang akan dilakukan.
2. Pelaksanaan
observasi, observasi dilakukan terhadap proses dan hasil tindakan perbaikan
yang tentu saja terfokus pada perilaku mengajar guru dan perilaku belajar siswa
serta interaksi antara guru dan siswa.
3. Diskusi balikan,
guru dan pengamat berbagi informasi yang dikumpulkan selama pengamatan,
mendiskusikan atau menginterpretasikan informasi tersebut, serta mengambil tindakan
lebih lanjut jika diperlukan.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Observasi
adalah pengumpulan data atau teknik khusus yang digunakan untuk
mengamati suatu pelaksanaan dan perkembangan dalam proses pembelajaran yang
dilakukan oleh guru dan siswa. Berdasarkan pembahasan makalah di
atas mengenai Observasi dalam PTK, maka dapat disimpulkan:
1.
Observasi
adalah pengumpulan data atau teknik khusus yang digunakan untuk
mengamati suatu pelaksanaan dan perkembangan dalam proses pembelajaran yang
dilakukan oleh guru dan siswa. Dalam PTK
observasi dilakukan untuk mengetahui sejauh
mana keberhasilan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.
2.
Prinsip-prinsip observasi dalam Penilitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu: Perencanaan bersama, Fokus, Membangun kriteria, Keterampilan observasi dan Umpan Balik (feedback)
3.
Jenis-jenis observasi, yaitu Observasi terbuka, Observasi terfokus, Observasi
terstruktur, dan Observasi sistematik
4.
Tujuan atau sasaran observasi secara umum, yaitu untuk mengumpulkan
data yang diperlukan untuk menjawab masalah tertentu.
5.
Fungsi
observasi yaitu untuk mengetahui
kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan yang telah disusun
sebelumnya. Dan untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan
tindakan yang sedang berlangsung dapat diharapkan akan menghasilkan perubahan
yang diinginkan.
6.
Prosedur
observasi yaitu Pertemuan pendahuluan,
pelaksanaan observasi, dan diskusi balikan.
B.
Saran
Mata kuliah ini sangat penting bagi calon seorang guru, sehingga
penulis berharap agar dosen juga mengarahkan apabila dalam pemaparan isi dan
lainnya kami melakukan kesalahan. Saran penulis terhadap pembaca yaitu pembeca
hendaknya memahami isi makalah ini karena materi yang ada di dalamnya dapat
digunakan sebagai bahan ajar ketika mengajar di SD/MI.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenal. 2011. Penilitian
Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Daryanto. 2011. Penilitian Tindakan Kelas dan Penilitian Tindakan
Sekolah. Yogyakarta: Gava Media.
Komara, Endang. 2012. Penelitian Tindakan Kelas dan
Peningkatan Profesionalitas Guru. Bandung: Refika Aditama.
Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Suyadi. 2012. Buku Panduan Guru Profesional Penilitian Tindakan Kelas
(PTK) dan Penilitian Tindakan Sekolah (PTS). Yogyakarta: Andis.
LAMPIRAN
Contoh Lembar Observasi dalam PTK
Dalam PTK perlu dibuat lembar
observasinya. Berikut adalah contoh sebuah lembar observasi ptk dan bagaimana
lembar observasi PTK itu dikembangkan. Berikut adalah contoh mengembangkan
sebuah lembar observasi PTK tentang model pembelajaran Kooperatif
learning pada mata pelajaran Matematika, seperti berikut.
Model pembelajaran kooperatif
tidak sama dengan sekedar belajar kelompok, tetapi ada unsur-unsur dasar yang
membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Roger dan
David Johnson mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap
pembelajaran kooperatif, untuk itu harus diterapkan lima unsur model
pembelajaran gotong royong yaitu:
1. Saling
ketergantungan positif.
2. Tanggung jawab
perseorangan.
3. Tatap muka.
4. Komunikasi
antar anggota.
5. Evaluasi proses
kelompok.
Urutan langkah-langkah perilaku guru menurut
model pembelajaran kooperatif yang diuraikan oleh Arends (1997) adalah
sebagaimana terlihat pada table berikut ini:
Fase |
Tingkah
Laku Guru |
Fase 1: Menyampaikan tujuan pembelajaran
dan memotivasi siswa |
Guru menyampaikan semua
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada mata pelajaran tersebut dan
memotivasi belajar siswa |
Fase 2: Menyajikan infornasi |
Guru menyampaikan informasi
kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacan |
Fase 3: Mengorganisasikan siswa ke dalam
kelompok – kelompok belajar |
Guru menjelaskan kepada siswa
bagaimana membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar
melakukan transisi secara efisien. |
Fase 4: Membimbing kelompok bekerja dab
belajar |
Guru membimbing kelompok-kelompok
belajar siswa pada saat mereka mengerjakan tugas |
Fase 5: Evaluasi |
Guru mengevaluasi hasil belajar
tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya. |
Fase 6: Memberi penghargaan |
Guru mencari cara-cara untuk
menghargai siswa, baik dalam proses maupun hasil secara individual atau
kelompok |
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan
untuk mencapai tiga tujuan pembelajaran penting:
1. Hasil belajar
akademik
2. Penerimaan
terhadap perbedaan individu
3. Pengembangan
keterampilan sosial
Dari hasil pengembangan poin-poin
penting terkait aktivitas siswa pada model pembelajaran Cooperatif Learning untuk mata pelajaran Matematika di atas,
maka kita tinggal menambahkan atribut-atribut lain untuk melengkapinya sebagai
sebuah instrumen penggali data, dalam hal ini lembar observasi PTK (penelitian
tindakan kelas) untuk mengamati aktivitas siswa. Atribut-atribut lain yang
ditambahkan misalnya identitas penelitian meliputi kelas, nama guru,
hari/tanggal, sekolah, pertemuan ke, dan siklus ke, juga dapat ditambahkan
dengan petunjuk penggunaan untuk observer, pedoman penskoran, dan tanda tangan
observer. Berikut hasil akhirnya:
LEMBAR OBSERVASI
PENGUASAAN KETERAMPILAN KOOPERATIF SISWA
Hari/Tgl :
Nama Guru :
Waktu :
Materi Pelajaran :
Siklus ke :
Pertemuan ke :
PETUNJUK:
1. Berdirilah di tempat yang memudahkan anda
melakukan pengamatan, tanpa mengganggu proses pengamatan.
2. Amati keadaan kelas secara umum tentang
keterampilan kooperatif yang ditunjukkan oleh siswa saat pembelajaran
kooperatif sedang berlangsung.
3. Berilah tanda v pada kolom muncul/tidak sesuai
kejadian yang muncul berlangsung lalu beri skor dengan rentang 1 – 4 dengan
kriteria (1= tidak muncul, 2 = muncul tapi jarang, 3 = cukup sering muncul, 4 =
sering muncul)
NO. |
KETERAMPILAN
KOOPERATIF |
KEMUNCULAN |
SKOR |
||||
MUNCUL |
TIDAK |
1 |
2 |
3 |
4 |
||
A. |
KETERAMPILAN
KOOPERATIF TINGKAT AWAL |
||||||
1. |
Membuat kesepakatan dengan semua anggota |
||||||
2. |
Menghargai kontribusi anggota lain |
||||||
3. |
Mengambil giliran/berbagi tugas |
||||||
4. |
Berada dalam kelompok |
||||||
5. |
Berada dalam tugas |
||||||
6. |
Mendorong partisipasi anggota lain |
||||||
7. |
Mengundang orang lain untuk berbicara |
||||||
8. |
Menyelesaikan tugas tepat waktu |
||||||
9. |
Menghormati perbedaan individu |
||||||
B. |
KETERAMPILAN
KOOPERATIF TINGKAT MENENGAH |
||||||
1. |
Menunjukkan penghargaan dan simpati pada
orang lain |
||||||
2. |
Mengungkapkan ketidaksetujuan dengan
cara yang baik |
||||||
3. |
Mendengarkan dengan aktif |
||||||
4. |
Bertanya |
||||||
5. |
Membuat ringkasan |
||||||
6. |
Menafsirkan |
||||||
7. |
Mengatur dan mengorganisir |
||||||
8. |
Menerima tanggungjawab |
||||||
9. |
Mengurangi ketegangan |
||||||
C. |
KETERAMPILAN
KOOPERATIF TINGKAT MAHIR |
||||||
1. |
Mengelaborasi |
||||||
2. |
Memeriksa dengan teliti |
||||||
3. |
Menanyakan kebenaran |
||||||
4. |
Menetapkan tujuan kelompok |
||||||
5. |
Berkompromi |
.........................,
...............................
Keterangan:
Pengamat,
1. tidak baik
2. kurang baik
3. cukup
4. baik .......................................
LEMBAR PENGAMATAN
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Nama Sekolah :
Nama Guru :
Materi :
Pertemuan ke :
Hari/Tgl :
Waktu :
Petunjuk: Daftar pengelolaan pembelajaran
berikut ini dibuat berdasarkan prinsip pembelajaran kooperatif yang seharusnya
dilakukan oleh guru di dalam kelas. Berikan
penilaian dengan menulis tanda v pada kolom yang sesuai.
No. |
Aspek
yang diamati |
Penilaian Pengamat |
|||
1 |
2 |
3 |
4 |
||
A. |
PENDAHULUAN |
||||
1. |
Menyampaikan tujuan pembelajaran |
||||
2. |
Memotivasi siswa |
||||
3. |
Mengaitkan pembelajaran dengan
pengetahuan awal siswa |
||||
B. |
KEGIATAN
INTI |
||||
1. |
Mempersiapkan materi pokok yang
mendukung tugas belajar kelompok dengan cara demonstrasi atau teks. |
||||
2. |
Mengatur siswa ke dalam
kelompok-kelompok belajar. |
||||
3. |
Membimbing siswa mengerjakan LKS. |
||||
4. |
Mendorong dan membimbing dilakukannya
keterampilan kooperatif oleh siswa seperti: |
||||
Mengajukan pertanyaan |
|||||
Menjawab pertanyaan/menanggapi |
|||||
Menyampaikan ide/pendapat |
|||||
Mendengarkan secara aktif |
|||||
Berada dalam tugas |
|||||
5. |
Mengawasi setiap kelompok secara
bergiliran. |
||||
6. |
Memberi bantuan kepada kelompok yang
membutuhkan. |
||||
7. |
Memberikan resitasi/umpan balik/evaluasi |
||||
C. |
PENUTUP: |
||||
1. |
Membimbing siswa membuat rangkuman. |
||||
2. |
Mengumumkan pengakuan/penghargaan. |
||||
3. |
Memberi tindak lanjut/tugas/PR |
||||
D. |
PENGELOLAAN
WAKTU |
||||
E. |
SUASANA
KELAS: |
||||
1. |
Berpusat pada siswa. |
||||
2. |
Siswa antuasias |
||||
3. |
Guru antusias |
........................., ...............................
Keterangan:
Pengamat,
1. tidak baik
2. kurang baik
3. cukup
4. baik .......................................
[1] Wina Sanjaya, Penilitian Tindakan Kelas,
Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2010, hal. 86.
[2] Suyadi, Buku Panduan
Guru Profesional Penilitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penilitian Tindakan Sekolah (PTS), Yogyakarta: Andis, 2012, hal. 113.
[3] Daryanto, Penilitian
Tindakan Kelas dan Penilitian Tindakan Sekolah, Yogyakarta: Gava Media,
2011, hal 34.
[4]Daryanto, Penilitian
Tindakan Kelas dan Penilitian Tindakan Sekolah, Yogyakarta: Gava Media,
2011, hal 36.
0 Comments