Makalah Menyusun Bahan Ajar Modul

Menyusun Bahan Ajar Modul

Berdasarkan Peta Konsep

 

Untuk memenuhi tugas Ulangan Tengah Semester

Mata Kuliah pengembangan Bahan Ajar

 

Dosen Pengampu:

Eli Mufidah, M. Pd.

 

 

Oleh Kelompok 6:

        Dika Ayu Rahmawati (Yo, Fz, Ay)

 

Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-FATTAH

SIMAN SEKARAN LAMONGAN

Mei 2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah Pengembangan Bahan Ajar “Merancang dan Menyusun Bahan Ajar Berdasarkan Peta Konsep”

Makalah ini disusun berdasarkan tugas yang diberikan oleh Dosen mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar untuk menambah wawasan penulis. Makalah ini disusun dengan harapan dapat bermanfaat bagi semua kalangan dan terutama bagi penulis sendiri. Ucapan terima kasih juga tak lupa kami haturkan kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan makalah ini, antara lain:

1.     Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar dan tanpa gangguan.

2.  Eli Mufidah, M. Pd. selaku Dosen mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar, yang telah membimbing kami dalam menyusun makalah ini.

3.      Keluarga yang senantiasa mendukung kami.

4.      Teman-teman yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah.

5.      Semua pihak yang telah terlibat yang tak dapat kami sebutkan satu-persatu.

 

Kami menyadari makalah ini masih banyak memiliki kekurangan. Untuk itu, kami mengaharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak agar kedepannya kami lebih baik lagi dalam menyusun sebuah makalah.

 

                    Sekaran, 22 Mei 2019

 

                Penulis

 

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................  i

KATA PENGANTAR ......................................................................................  ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................  iii

BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang................................................................................ 1

B.     Rumusan Masalah........................................................................... 2

C.     Tujuan.............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A.    Pengertian Bahan Ajar.................................................................... 3

B.     Format atau Kerangka Bahan Ajar Berbentuk Modul.................... 4

C.     Langkah-langkah Menyusun Modul Berdasarkan Peta Konsep..... 6

BAB III PENUTUP

A.    Kesimpulan...................................................................................... 14

B.     Saran ...............................................................................................  14

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................  15


BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Bahan pembelajaran merupakan komponen penting yang harus dipersiapkan guru sebelum melaksanakan kegiatan belajar dan pembelajaran. Kelengkapan bahan pembelajaran akan membantu guru dan siswa dalam kegiatan belajar dan pembelajaran. Lebih dari itu, bahan pembelajaran merupakan komponen yang sangat menentukan bagi tercapainya tujuan belajar dan pembelajaran.

Bahan pembelajaran yang lengkap dan disusun secara sistematis dapat menciptakan proses belajar dan pembelajaran yang efektif dan efisien. Kualitas bahan pembelajaran juga merupakan salah satu faktor penentu bagi proses belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuannya. Oleh karena itu  bahan ajar merupakan suatu unsur yang sangat penting yang harus mendapat perhatian guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar dan pembelajaran di dalam kelas, sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai.

Guru sebagai pelaksana pendidikan atau proses belajar dan pembelajaran dituntut untuk mampu membuat bahan pembelajaran yang berkualitas. Bahan pembelajaran berkualitas dimaksud adalah bahan pembelajaran dapat menjawab permasalahan serta memenuhi kebutuhan siswa untuk mencapai tujuan belajarnya. Oleh karena itu, bahan pembelajaran hendaknya mencantumkan peta konsep yang memberikan pengetahuan, keterampilan, serta nilai dan sikap yang harus dipelajari siswa untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.

Mempersiapkan dan membuat bahan pembelajaran tentu saja bukanlah pekerjaan yang mudah. Bahan pembelajaran tersebut merupakan ramuan yang menentukan kompetensi yang akan dicapai dan dimiliki peserta didik di akhir kegiatan atau setelah berlangsungnya proses belajar dan pembelajaran. Oleh karena itu dalam makalah ini kami akan membahas tentang menyusun bahan ajar modul berdasarkan peta konsep.

 

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan  latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dari makalah ini adalah:

                1.      Bagaimana pengertian bahan ajar?

                2.      Bagaimana format atau kerangka bahan ajar berbentuk modul?

                3.      Bagaimana langkah-langkah menyusun modul berdasarkan peta konsep?

 

C.    Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang kami sajikan di atas, maka tujuan dari makalah ini adalah untuk mendeskripsikan tentang:

            1.      Pengertian bahan ajar.

            2.      Format atau kerangka bahan ajar berbentuk model.

            3.      Langkah-langkah menyusun modul berdasarkan peta konsep.

                                                                 


 

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, serta nilai dan sikap.

Terdapat beberapa rumusan tentang pengertian bahan pembelajaran, antara lain dikemukakan oleh Gintings yaitu, bahan pembelajaran adalah rangkuman materi yang diberikan dan diajarkan kepada siswa dalam bentuk bahan tercetak atau dalam bentuk lain yang tersimpan dalam file elektronik baik verbal maupun tertulis.[1] Untuk mengupayakan agar siswa memiliki pemahaman awal tentang materi pembelajaran yang akan dibahas, sebaiknya bahan pembelajaran ini disampaikan atau dibagikan terlebih dahulu kepada peserta didik sebelum proses belajar dan pembelajaran dilaksanakan. Hal ini baik untuk dilakukan karena dengan mempelajarinya lebih dulu diharapkan peserta didik dapat berpartisipasi aktif selama berlangsungnya proses belajar dan pembelajaran.

Pengertian lain tentang bahan pembelajaran dikemukakan oleh Pannin, ia menyebutkan bahwa bahan ajar sebagai bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Prastowo juga menyatakan pemahaman bahan ajar sebagai segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.[2]

Berdasarkan beberapa pengertian sebagaimana tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa bahan ajar merupakan susunan sistematis dari berbagai bentuk bahan pembelajaran baik tertulis seperti buku pelajaran, modul, handout, LKS maupun yang tidak tertulis seperti maket, bahan ajar audio, bahan ajar interaktif  yang di pakai atau digunakan sebagai pedoman atau panduan oleh pendidik atau instruktur dalam proses belajar dan pembelajaran.

 

B.     Format atau Kerangka Modul

Sebaiknya dalam pengembangan modul dipilih struktur atau kerangka yang sederhana dan yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada. Berikut ini merupakan kerangka atau format dalam model.

Halaman Sampul

Kata Pengantar

Daftar Isi

Petunjuk Penggunaan Modul

Glosarium

PEMBELAJARAN

1.    Kegiatan Belajar 1

a.       Kompetensi dasar

b.      Indikator

c.       Peta Konsep

d.      Uraian Materi

e.       Rangkuman

f.       Tugas

g.      Evaluasi

h.      Kunci Jawaban

2.    Kegiatan Belajar 2

3.    Kegiatan Belajar 3

4.    Kegiatan Belajar n

Daftar Pustaka

 

Berikut ini merupakan penjelasan keterangan dari format atau kerangka dalam modul:

1.      Halaman sampul, antara lain, berisi: label kode modul, label milik negara, bidang/program studi keahlian dan kompetensi keahlian, judul modul, gambar ilustrasi (mewakili kegiatan yang dilaksanakan pada pembahasan modul), penulis atau tulisan lembaga seperti Departemen Pendidikan Nasional, Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan SMK, tahun modul disusun.

2.      Kata pengantar: memuat informasi tentang peran modul dalam proses pembelajaran.

3.      Daftar isi: memuat kerangka (outline) modul dan dilengkapi dengan nomor halaman.

4.      Glosarium: memuat penjelasan tentang arti dari setiap istilah, kata-kata sulit dan asing yang digunakan dan disusun menurut urutan abjad (alphabetis).

5.      Petunjuk penggunaan modul: memuat panduan tatacara menggunakan modul, seperti;

a.    Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mempelajari modul secara benar.

b.    Perlengkapan, seperti sarana/prasarana/fasilitas yang harus dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan belajar.

6.      Tujuan: pernyataan tujuan (performance objective) yang hendak dicapai peserta didik setelah menyelesaikan suatu modul. Rumusan tujuan akhir tersebut harus memuat:

a.       Kinerja (perilaku) yang diharapkan

b.      Kriteria keberhasilan

c.       Kondisi atau variable yang diberikan

7.      Pembelajaran 1 yang memuat tentang:

a.       Kompetensi dasar yang hendak dipelajari.

b.      Indikator yang memuat kemampuan yang harus dikuasai untuk satu kesatuan kegiatan belajar.

c.       Peta konsep yang memudahkan pemahaman materi dalam modul

d.      Uraian materi yang berisi uraian pengetahuan/konsep/prinsip tentang kompetensi yang sedang dipelajari.

e.       Rangkuman, berisi ringkasan pengetahuan/konsep/prinsip yang terdapat pada uraian materi.

f.       Tugas, berisi instruksi tugas yang bertujuan untuk penguatan pemahaman terhadap konsep/pengetahuan/prinsip-prinsip penting yang dipelajari. Setiap tugas yang diberikan perlu dilengkapi dengan lembar tugas, instumen observasi, atau bentuk-bentuk instrumen yang lain sesuai dengan bentuk tugasnya

g.      Evaluasi, berisi tes tertulis sebagai bahan pengecekan bagi peserta didik dan guru untuk mengetahui sejauh mana penguasaan hasil belajar yang telah dicapai, sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan berikut.

h.      Kunci jawaban, yang berisi jawaban dari tes.

8.      Pembelajaran 2 s.d n: tata cara sama dengan pembelajaran 1 namun berbeda topik dan fokus bahasan)

9.      Daftar Pustaka: semua referensi/pustaka yang digunakan sebagai acuan pada saat penyusunan modul.

 

C.    Langkah-langkah Menyusun Modul Berdasarkan Peta Konsep

1.    Analisis Kebutuhan Modul

Analisis kebutuhan modul merupakan kegiatan menganalisis silabus dan RPP untuk memperoleh informasi modul yang dibutuhkan peserta didik dalam mempelajari kompetensi yang telah diprogramkan. Nama atau judul modul sebaiknya disesuaikan dengan kompetensi yang terdapat pada silabus dan RPP. Pada dasarnya tiap satu standar kompetensi dikembangkan menjadi satu modul dan satu modul terdiri dari 2-4 kegiatan pembelajaran. Perlu disampaikan bahwa yang dimaksud kompetensi disini adalah standar kompetensi dan kegiatan pembelajaran adalah kompetensi dasar.

Tujuan analisis kebutuhan modul adalah untuk mengidentifikasi dan menetapkan jumlah dan judul modul yang harus dikembangkan dalam satu satuan program tertentu. Satuan program tersebut dapat diartikan sebagai satu tahun pelajaran, satu semester, satu mata pelajaran atau lainnya. Analisis kebutuhan modul sebaiknya dilakukan oleh tim, dengan anggota terdiri atas mereka yang memiliki keahlian pada program yang dianalisis. Analisis kebutuhan modul dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut:

a.    Tetapkan satuan program yang akan dijadikan batas atau lingkup kegiatan. Apakah merupakan program tiga tahun, program satu tahun, program semester atau lainnya.

b.    Periksa apakah sudah ada program atau rambu-rambu operasional untuk pelaksanaan program tersebut. Misalnya program tahunan, silabus, RPP, atau lainnya. Bila ada, pelajari program-program tersebut.

c.    Identifikasi dan analisis standar kompetensi yang akan dipelajari, sehingga diperoleh materi pembelajaran yang perlu dipelajari untuk menguasai standar kompetensi tersebut.

d.   Selanjutnya susun dan organisasikan satuan atau unit bahan belajar yang dapat mewadahi materi-materi tersebut. Satuan atau unit ajar ini diberi nama, dan dijadikan sebagai judul modul.

e.    Dari daftar satuan atau unit modul yang dibutuhkan tersebut, identifikasi mana yang sudah ada dan yang belum ada/tersedia di sekolah.

f.     Lakukan penyusunan modul berdasarkan prioritas kebutuhannya.

 

2.    Memilih sumber bahan ajar

Setelah jenis materi ditentukan langkah berikutnya adalah menentukan sumber bahan ajar. Sumber bahan ajar merupakan tempat di mana bahan ajar dapat diperoleh.[3] Dalam mencari sumber bahan ajar, siswa dapat dilibatkan untuk mencarinya. Misalnya, siswa ditugasi untuk mencari koran, majalah, hasil penelitian, dan sebagainya. Hal ini sesuai dengan prinsip pembelajaran siswa aktif. Berbagai sumber dapat kita gunakan untuk mendapatkan materi pembelajaran dari setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sumber-sumber tersebut diantaranya:

a.    Buku Teks

Buku teks yang diterbitkan oleh berbagai penerbit dapat dipilih untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Buku teks yang digunakan sebagai sumber bahan ajar untuk suatu jenis mata pelajaran tidak harus hanya satu jenis, apa lagi hanya berasal dari satu pengarang atau penerbit. Gunakan sebanyak mungkin buku teks agar dapat diperoleh wawasan yang luas.

b.    Laporan Hasil Penelitian

Laporan hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga penelitian atau oleh para peneliti sangat berguna untuk mendapatkan sumber bahan ajar yang aktual atau mutakhir.

c.    Jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah)

Penerbitan berkala yang berisikan hasil penelitian atau hasil pemikiran sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Jurnal-jurnal tersebut berisikan berbagai hasil penelitian dan pendapat dari para ahli di bidangnya masing-masing yang telah dikaji kebenarannya.

d.   Pakar Bidang Studi

Pakar atau ahli bidang studi penting digunakan sebagai sumber bahan ajar. Pakar tersebut dapat dimintai konsultasi mengenai kebenaran materi atau bahan ajar, ruang lingkup, kedalaman, urutan, dan sebagainya.

e.    Profesional

Kalangan professional adalah orang-orang yang bekerja pada bidang tertentu. Kalangan perbankan misalnya tentu ahli di bidang ekonomi dan keuangan. Sehubungan dengan itu bahan ajar yang berkenaan dengan ekonomi dan keuangan dapat ditanyakan pada orang-orang yang bekerja di perbankan.

 

 

f.     Buku Kurikulum

Buku kurikulm penting untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Karena berdasarkan kurikulum itulah standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi bahan dapat ditemukan. Hanya saja materi yang tercantum dalam kurikulum hanya berisikan pokok-pokok materi. Gurulah yang harus menjabarkan materi pokok menjadi bahan ajar yang terperinci.

g.    Penerbitan Berkala seperti Harian, Mingguan, Dan Bulanan.

Penerbitan berkala seperti koran banyak berisikan informasi yang berkenaan dengan bahan ajar suatu mata pelajaran. Penyajian dalam koran-koran atau mingguan menggunakan bahasa popular yang mudah dipahami. Karena itu baik sekali apa bila penerbitan tersebut digunakan sebagai sumber bahan ajar.

h.    Internet

Bahan ajar dapat pula diperoleh melalui jaringan internet. Di internet kita dapat memperoleh segala macam sumber bahan ajar. Bahkan satuan pelajaran harian untuk berbagai matapelajaran dapat kita peroleh melalui internet. Bahan tersebut dapat dicetak atau dikopi.

i.      Media Audiovisual (TV, Video, VCD, kaset audio)

Berbagai jenis media audiovisual berisikan pula bahan ajar untuk berbagai jenis mata pelajaran. Kita dapat mempelajari gunung berapi, kehidupan di laut, di hutan belantara melalui siaran televisi.

j.      Lingkungan (alam, sosial, seni budaya, teknik, industri, ekonomi)

Berbagai lingkungan seperti lingkungan alam, lingkungan sosial, lingkungan seni budaya, teknik, industri, dan lingkungan ekonomi dapat digunakan sebagai sumber bahan ajar. Untuk mempelajari abrasi atau penggerusan pantai, jenis pasir, gelombang pasang misalnya kita dapat menggunakan lingkungan alam berupa pantai sebagau sumber.

 

Perlu diingat, dalam menyusun rencana pembelajaran berbasis kompetensi, buku-buku atau terbitan tersebut hanya merupakan bahan rujukan. Artinya, tidaklah tepat jika hanya menggantungkan pada buku teks sebagai satu-satunya sumber bahan ajar. Tidak tepat pula tindakan mengganti buku pelajaran pada setiap pergantian semester atau pergantian tahun. Buku-buku pelajaran atau buku teks yang ada perlu dipelajari untuk dipilih dan digunakan sebagai sumber yang relevan dengan materi yang telah dipilih untuk diajarkan.

Mengajar bukanlah menyelesaikan satu buku, tetapi membantu siswa mencapai kompetensi. Karena itu, hendaknya guru menggunakan banyak sumber materi. Bagi guru, sumber utama untuk mendapatkan materi pembelajaran adalah buku teks dan buku penunjang yang lain.

3.    Mengklasifikasi Materi

Materi pembelajaran diklasifikasikan menjadi fakta, konsep, prosedur, dan prinsip.[4]

No.

Jenis Materi

Pengertian dan Contoh

1.

Fakta

Menyebutkan kapan, berapa, nama, dan di mana. Contoh:

1.    Negara RI merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945

2.    Seminggu ada 7 hari

3.    Ibu kota Negara RI adalah Jakarta

4.    Ujung Pandang terletak di Sulawesi Selatan.

2.

Konsep

Definisi, identifikasi, klasifikasi, ciri-ciri khusus. Contoh: Hukum ialah peraturan yang harus dipatuh-taati, dan jika dilanggar dikenai sanksi berupa denda atau pidana.

3.

Prinsip

Penerapan, hukum, atau rumus (Jika...maka....). Contoh: Hukum permintaan dan penawaran (Jika penawaran tetap permintaan naik, maka harga akan naik).

4.

Prosedur

Bagan arus atau bagan alur (flowchart), algoritma, langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut.

Contoh: Langkah-langkah menjumlahkan pecahan ialah:

1. Menyamakan penyebut

2. Menjumlahkan pembilang dengan dengan pembilang dari penyebut yang telah disamakan.

3. Menuliskan dalam bentuk pecahan hasil penjumlahan pembilang dan penyebut yang telah disamakan.

 

4.    Menyusun Peta Konsep

Menyusun konsep-konsep dari yang konsep dahan (konsep umum) sampai kekonsep ranting (konsep khusus). Menyusun konsep dengan menuliskan kata kunci atau frase pada tiap-tiap cabang yang dikembangkan. Kata kunci adalah kata-kata yang menyampaikan inti sebuah gagasan dan memicu ingatan. Jika menggunakan singkatan, pastikan bahwa siswa mengenal singkatan-singkatan tersebut, sehingga dengan mudah dapat mengingat artinya selama berhari-hari atau berminggu-minggu setelahnya. Kemudian hubungkan konsep yang berkaitan dengan garis-garis penghubung dan memberi kata hubung pada setiap garis penghubung tersebut. Dan tambahkan simbol-simbol dan ilustrasi-ilustrasi untuk mendapatkan ingatan yang lebih baik. Dengan adanya peta konsep, pemanfaatan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya dapat membentuk kesan.[5] Sehingga sangat mudah untuk dipahami oleh siswa dapat memahami materi.

5.    Mengembangkan Peta Konsep

Peta konsep yang akan menjadi landasan ruang lingkup mata pelajaran dalam bahan ajar. Dengan membuat peta konsep, kita dapat mengidentifikasi tema, isu, teori, prinsip, dan prosedur inti yang harus diuraikan dalam topik mata pelajaran untuk digunakan oleh siswa dalam proses belajar. Setelah menyusun peta konsep maka langkah selanjutnya adalah mengembangkan peta konsep menjadi uraian materi atau materi pokok. Materi pokok adalah sejumlah informasi utama yang berisi pengetahuan, keterampilan, atau nilai yang disusun sedemikian rupa oleh pendidik agar peserta didik menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Materi pokok adalah objek analisis berikutnya yang harus kita telaah. Materi pokok ini menjadi salah satu acuan utama dalam menyusun isi bahan ajar.

6.    Desain Modul

Desain penulisan modul yang dimaksud di sini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun oleh guru. Di dalam RPP telah memuat strategi pembelajaran dan media yang digunakan, garis besar materi pembelajaran dan metode penilaian serta perangkatnya. Dengan demikian, RPP diacu sebagai desain dalam penyusunan/penulisan modul. Penulisan modul dilakukan sesuai dengan RPP. Namun, apabila RPP belum ada, maka dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a.    Tetapkan kerangka bahan yang akan disusun.

b.    Tetapkan tujuan akhir (performance objective), yaitu kemampuan yang harus dicapai peserta didik setelah selesai mempelajari suatu modul.

c.    Tetapkan tujuan antara (enable objective), yaitu kemampuan spesifik yang menunjang tujuan akhir.

d.   Tetapkan sistem (skema/ketentuan, metoda dan perangkat) evaluasi.

e.    Tetapkan garis-garis besar atau outline substansi atau materi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yaitu komponen-komponen: kompetensi (KI-KD), deskripsi singkat, estimasi waktu dan sumber pustaka. Bila RPP-nya sudah ada, maka dapat diacu untuk langkah ini.

f.     Materi/substansi yang ada dalam modul berupa konsep/prinsip-prinsip, fakta penting yang terkait langsung dan mendukung untuk pencapaian kompetensi dan harus dikuasai peserta didik.

g.    Tugas, soal, dan atau praktik/latihan yang harus dikerjakan atau diselesaikan oleh peserta didik.

h.    Evaluasi atau penilaian yang berfungsi untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam menguasai modul

i.      Kunci jawaban dari soal, latihan dan atau tugas.

 

 

 

7.    Evaluasi dan Validasi

Modul yang telah dan masih digunakan dalam kegiatan pembelajaran, secara periodik harus dilakukan evaluasi dan validasi. Evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui dan mengukur apakah implementasi pembelajaran dengan modul dapat dilaksanakan sesuai dengan desain pengembangannya. Untuk keperluan evaluasi dapat dikembangkan suatu instrumen evaluasi yang didasarkan pada karakteristik modul tersebut. Instrumen ditujukan baik untuk guru maupun peserta didik, karena keduanya terlibat langsung dalam proses implementasi suatu modul. Dengan demikian hasil evaluasi dapat objektif.

Validasi merupakan proses untuk menguji kesesuaian modul dengan kompetensi yang menjadi target belajar. Bila isi modul sesuai, artinya efektif untuk mempelajari kompetensi yang menjadi target berlajar, maka modul dinyatakan valid (sahih). Validasi dapat dilakukan dengan cara meminta bantuan ahli yang menguasai kompetensi yang dipelajari. Bila tidak ada, maka dilakukan oleh sejumlah guru yang mengajar pada bidang atau kompetensi tersebut. Validator membaca ulang dengan cermat isi modul. Validator memeriksa, apakah tujuan belajar, uraian materi, bentuk kegiatan, tugas, latihan atau kegiatan lainnya yang ada diyakini dapat efektif untuk digunakan sebagai media mengusai kompetensi yang menjadi target belajar. Bila hasil validasi ternyata menyatakan bahwa modul tidak valid maka modul tersebut perlu diperbaiki sehingga menjadi valid.

8.    Jaminan Kualitas

Untuk menjamin bahwa modul yang disusun telah memenuhi ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam pengembangan suatu modul, maka selama proses pembuatannya perlu dipantau untuk meyakinkan bahwa modul telah disusun sesuai dengan desain yang ditetapkan. Demikian pula, modul yang dihasilkan perlu diuji apakah telah memenuhi setiap elemen mutu yang berpengaruh terhadap kualitas suatu modul. Untuk kepentingan penjaminan mutu suatu modul, dapat dikembangkan suatu standar operasional prosedur dan instrumen untuk menilai kualitas suatu modul.


Contoh modul

1. https://drive.google.com/file/d/1RwI65toloDDyvJ5XxR8ch81YjWuJK3kl/view?usp=sharing

2. https://drive.google.com/file/d/1RwI65toloDDyvJ5XxR8ch81YjWuJK3kl/view?usp=sharing

BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan

1.    Bahan ajar merupakan susunan sistematis dari berbagai bentuk bahan pembelajaran baik tertulis seperti buku pelajaran, modul, handout, LKS maupun yang tidak tertulis seperti maket, bahan ajar audio, bahan ajar interaktif  yang di pakai atau digunakan sebagai pedoman atau panduan oleh pendidik atau instruktur dalam proses belajar dan pembelajaran.

2.    Kerangka atau format modul terdiri dari halaman sampul, kata pengantar, daftar isi, glosarium, pendahuluan, pembelajaran, dan daftar pustaka.

3.    Langkah-langkah menyusun modul berdasarkan peta konsep adalah analisis kebutuhan modul, memilih sumber bahan ajar, mengklasifikasi materi, menyusun peta konsep, mengembangkan peta konsep, desain modul, evaluasi dan validasi, serta jaminan kualitas.

 

B.     Saran

Mata kuliah ini sangat penting bagi calon seorang guru, sehingga penulis berharap agar dosen juga mengarahkan apabila dalam pemaparan isi dan lainnya kami melakukan kesalahan. Saran penulis terhadap pembaca yaitu pembeca hendaknya memahami isi makalah ini karena materi yang ada di dalamnya dapat digunakan sebagai bahan ajar ketika mengajar di SD/MI.


 

DAFTAR PUSTAKA

Belawati, dkk. 2003. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Universitas Terbuka.

Bobbi DePorter dan Mike Hemacki. 2003. Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.

Gintings, Abdorrakhman. 2008. Essensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Humaniora.

Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press.

__________. 2016. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Jaka


[1] Abdorrakhman Gintings, Essensi Praktis Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Humaniora, 20

08)hal.152.

[2] Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Yogyakarta: Diva Press, 2011), hal. 34.

[3] Andi Prasworo, Pengembangan Bahan Ajar Tematik, (Jakarta: Kencana, 2016),  hal 289.

[4] Belawati, dkk., Pengembangan Bahan Ajar, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2003), hal. 45

[5] Bobbi DePorter dan Mike Hemacki, Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, (Bandung: Kaifa, 2003), hal. 152.


Post a Comment

0 Comments