Menyusun Bahan Ajar
Modul
Berdasarkan Peta Konsep
Untuk memenuhi tugas Ulangan Tengah Semester
Mata Kuliah pengembangan Bahan Ajar
Dosen Pengampu:
Eli
Mufidah, M. Pd.
Oleh Kelompok 6:
Dika Ayu Rahmawati (Yo, Fz, Ay)
Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
AL-FATTAH
SIMAN SEKARAN LAMONGAN
Mei 2019
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke
hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan petunjuk-Nya kami dapat
menyelesaikan Makalah Pengembangan Bahan Ajar “Merancang dan Menyusun Bahan Ajar Berdasarkan Peta Konsep”
Makalah ini disusun berdasarkan tugas yang
diberikan oleh Dosen mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar untuk
menambah wawasan penulis. Makalah ini disusun dengan harapan dapat
bermanfaat bagi semua kalangan dan terutama bagi penulis sendiri. Ucapan terima
kasih juga tak lupa kami haturkan kepada semua pihak yang telah terlibat dalam
penyusunan makalah ini, antara lain:
1. Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan lancar dan tanpa gangguan.
2. Eli Mufidah, M. Pd. selaku Dosen mata kuliah Pengembangan
Bahan Ajar, yang telah membimbing kami dalam menyusun makalah ini.
3. Keluarga yang senantiasa mendukung kami.
4. Teman-teman yang telah membantu kami dalam menyelesaikan
makalah.
5. Semua pihak yang telah terlibat yang tak dapat kami
sebutkan satu-persatu.
Kami menyadari makalah ini masih banyak memiliki
kekurangan. Untuk itu, kami mengaharapkan saran dan kritik yang membangun dari
semua pihak agar kedepannya kami lebih baik lagi dalam menyusun sebuah makalah.
Sekaran, 22 Mei 2019
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................
1
B. Rumusan Masalah...........................................................................
2
C. Tujuan..............................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Bahan Ajar.................................................................... 3
B. Format atau Kerangka Bahan Ajar Berbentuk Modul.................... 4
C. Langkah-langkah Menyusun Modul Berdasarkan Peta Konsep..... 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................
14
B. Saran ............................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahan pembelajaran merupakan komponen penting yang harus dipersiapkan
guru sebelum melaksanakan kegiatan belajar dan pembelajaran. Kelengkapan bahan
pembelajaran akan membantu guru dan siswa dalam kegiatan belajar dan
pembelajaran. Lebih dari itu, bahan pembelajaran merupakan komponen yang sangat
menentukan bagi tercapainya tujuan belajar dan pembelajaran.
Bahan pembelajaran yang lengkap dan disusun secara sistematis dapat
menciptakan proses belajar dan pembelajaran yang efektif dan efisien. Kualitas
bahan pembelajaran juga merupakan salah satu faktor penentu bagi proses belajar
dan pembelajaran untuk mencapai tujuannya. Oleh karena itu bahan
ajar merupakan suatu unsur yang sangat penting yang harus mendapat perhatian
guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar dan pembelajaran di dalam kelas,
sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai.
Guru sebagai pelaksana pendidikan atau proses belajar dan
pembelajaran dituntut untuk mampu membuat bahan pembelajaran yang berkualitas.
Bahan pembelajaran berkualitas dimaksud adalah bahan pembelajaran dapat
menjawab permasalahan serta memenuhi kebutuhan siswa untuk mencapai tujuan
belajarnya. Oleh karena itu, bahan pembelajaran hendaknya mencantumkan peta konsep yang memberikan pengetahuan, keterampilan, serta nilai dan sikap yang
harus dipelajari siswa untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.
Mempersiapkan dan membuat bahan pembelajaran tentu saja bukanlah
pekerjaan yang mudah. Bahan pembelajaran tersebut merupakan ramuan yang
menentukan kompetensi yang akan dicapai dan dimiliki peserta didik di akhir kegiatan
atau setelah berlangsungnya proses belajar dan pembelajaran. Oleh karena itu dalam makalah ini kami akan membahas
tentang menyusun bahan
ajar modul berdasarkan
peta konsep.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
masalah di atas maka rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Bagaimana pengertian bahan ajar?
2. Bagaimana format atau kerangka bahan ajar berbentuk
modul?
3. Bagaimana
langkah-langkah menyusun modul berdasarkan peta konsep?
C. Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah yang kami sajikan di atas, maka tujuan dari makalah ini adalah untuk
mendeskripsikan tentang:
1. Pengertian bahan
ajar.
2. Format atau kerangka bahan ajar berbentuk
model.
3. Langkah-langkah menyusun modul berdasarkan
peta konsep.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara
garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus
dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah
ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari
pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, serta nilai dan
sikap.
Terdapat beberapa rumusan tentang pengertian bahan pembelajaran,
antara lain dikemukakan oleh Gintings yaitu, bahan pembelajaran adalah
rangkuman materi yang diberikan dan diajarkan kepada siswa dalam bentuk bahan
tercetak atau dalam bentuk lain yang tersimpan dalam file elektronik baik
verbal maupun tertulis.[1]
Untuk mengupayakan agar siswa memiliki pemahaman awal tentang materi
pembelajaran yang akan dibahas, sebaiknya bahan pembelajaran ini disampaikan
atau dibagikan terlebih dahulu kepada peserta didik sebelum proses belajar dan
pembelajaran dilaksanakan. Hal ini baik untuk dilakukan karena dengan
mempelajarinya lebih dulu diharapkan peserta didik dapat berpartisipasi aktif
selama berlangsungnya proses belajar dan pembelajaran.
Pengertian lain tentang bahan pembelajaran dikemukakan oleh Pannin,
ia menyebutkan bahwa bahan ajar sebagai bahan-bahan atau materi pelajaran yang
disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan peserta didik dalam proses
pembelajaran. Prastowo juga menyatakan
pemahaman bahan ajar sebagai segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks)
yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi
yang dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan
tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.[2]
Berdasarkan beberapa pengertian sebagaimana tersebut di atas dapat
disimpulkan bahwa bahan ajar merupakan
susunan sistematis dari berbagai bentuk bahan pembelajaran baik tertulis
seperti buku pelajaran, modul, handout, LKS maupun yang tidak tertulis seperti
maket, bahan ajar audio, bahan ajar interaktif yang di pakai atau
digunakan sebagai pedoman atau panduan oleh pendidik atau instruktur dalam
proses belajar dan pembelajaran.
B. Format atau
Kerangka Modul
Sebaiknya dalam pengembangan modul dipilih struktur atau kerangka yang
sederhana dan yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada. Berikut
ini merupakan kerangka atau format dalam model.
Halaman Sampul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Petunjuk Penggunaan Modul
Glosarium
PEMBELAJARAN
1. Kegiatan
Belajar 1
a. Kompetensi dasar
b. Indikator
c. Peta Konsep
d. Uraian Materi
e. Rangkuman
f. Tugas
g. Evaluasi
h. Kunci Jawaban
2. Kegiatan
Belajar 2
3. Kegiatan
Belajar 3
4. Kegiatan Belajar n
Daftar Pustaka
Berikut ini merupakan penjelasan keterangan dari format atau kerangka dalam
modul:
1. Halaman sampul,
antara lain, berisi: label kode modul, label milik negara, bidang/program studi
keahlian dan kompetensi keahlian, judul modul, gambar ilustrasi (mewakili
kegiatan yang dilaksanakan pada pembahasan modul), penulis atau tulisan lembaga seperti Departemen Pendidikan Nasional, Dirjen
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan SMK, tahun modul
disusun.
2. Kata pengantar: memuat
informasi tentang peran modul dalam proses pembelajaran.
3. Daftar isi: memuat
kerangka (outline) modul dan dilengkapi dengan nomor halaman.
4. Glosarium: memuat
penjelasan tentang arti dari setiap istilah, kata-kata sulit dan asing yang
digunakan dan disusun menurut urutan abjad (alphabetis).
5. Petunjuk
penggunaan modul: memuat panduan tatacara
menggunakan modul, seperti;
a. Langkah-langkah
yang harus dilakukan untuk mempelajari modul secara benar.
b. Perlengkapan,
seperti sarana/prasarana/fasilitas yang harus dipersiapkan sesuai dengan
kebutuhan belajar.
6. Tujuan: pernyataan
tujuan (performance objective) yang hendak dicapai peserta didik setelah
menyelesaikan suatu modul. Rumusan tujuan akhir tersebut harus memuat:
a. Kinerja
(perilaku) yang diharapkan
b. Kriteria
keberhasilan
c. Kondisi atau
variable yang diberikan
7. Pembelajaran 1 yang memuat tentang:
a. Kompetensi
dasar yang hendak dipelajari.
b. Indikator yang memuat kemampuan yang harus dikuasai untuk satu kesatuan kegiatan
belajar.
c. Peta konsep yang memudahkan pemahaman materi
dalam modul
d. Uraian materi
yang berisi uraian pengetahuan/konsep/prinsip tentang kompetensi yang
sedang dipelajari.
e. Rangkuman, berisi
ringkasan pengetahuan/konsep/prinsip yang terdapat pada uraian materi.
f. Tugas, berisi
instruksi tugas yang bertujuan untuk penguatan pemahaman terhadap konsep/pengetahuan/prinsip-prinsip
penting yang dipelajari. Setiap tugas yang diberikan perlu dilengkapi dengan
lembar tugas, instumen observasi, atau bentuk-bentuk instrumen yang lain sesuai
dengan bentuk tugasnya
g. Evaluasi, berisi tes tertulis sebagai bahan
pengecekan bagi peserta didik dan guru untuk mengetahui sejauh mana penguasaan
hasil belajar yang telah dicapai, sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan
berikut.
h. Kunci jawaban, yang berisi jawaban dari tes.
8. Pembelajaran 2
s.d n: tata
cara sama dengan pembelajaran 1 namun berbeda
topik dan fokus bahasan)
9. Daftar Pustaka: semua
referensi/pustaka yang digunakan sebagai acuan pada saat penyusunan modul.
C. Langkah-langkah
Menyusun Modul Berdasarkan Peta Konsep
1. Analisis
Kebutuhan Modul
Analisis kebutuhan modul merupakan
kegiatan menganalisis silabus dan RPP untuk memperoleh informasi modul yang dibutuhkan
peserta didik dalam mempelajari kompetensi yang telah diprogramkan. Nama atau
judul modul sebaiknya disesuaikan dengan kompetensi yang terdapat pada silabus
dan RPP. Pada dasarnya tiap satu standar kompetensi dikembangkan menjadi satu
modul dan satu modul terdiri dari 2-4 kegiatan pembelajaran. Perlu disampaikan
bahwa yang dimaksud kompetensi disini adalah standar kompetensi dan kegiatan
pembelajaran adalah kompetensi dasar.
Tujuan analisis kebutuhan modul
adalah untuk mengidentifikasi dan menetapkan jumlah dan judul modul yang harus
dikembangkan dalam satu satuan program tertentu. Satuan program tersebut dapat
diartikan sebagai satu tahun pelajaran, satu semester, satu mata pelajaran atau
lainnya. Analisis
kebutuhan modul sebaiknya dilakukan oleh tim, dengan anggota terdiri atas
mereka yang memiliki keahlian pada program yang dianalisis. Analisis kebutuhan
modul dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
a.
Tetapkan satuan program yang akan dijadikan batas atau lingkup kegiatan. Apakah merupakan program tiga tahun, program satu
tahun, program semester atau lainnya.
b.
Periksa apakah sudah ada program atau rambu-rambu operasional untuk
pelaksanaan program tersebut. Misalnya
program tahunan, silabus, RPP, atau lainnya. Bila ada, pelajari program-program
tersebut.
c.
Identifikasi dan analisis standar kompetensi yang akan dipelajari,
sehingga diperoleh materi pembelajaran yang perlu dipelajari untuk menguasai
standar kompetensi tersebut.
d.
Selanjutnya susun dan organisasikan
satuan atau unit bahan belajar yang dapat mewadahi materi-materi tersebut.
Satuan atau unit ajar ini diberi nama, dan dijadikan sebagai judul modul.
e.
Dari daftar satuan atau unit modul yang dibutuhkan tersebut,
identifikasi mana yang sudah ada dan yang belum ada/tersedia di sekolah.
f.
Lakukan penyusunan modul berdasarkan prioritas kebutuhannya.
2.
Memilih sumber bahan ajar
Setelah
jenis materi ditentukan langkah berikutnya adalah menentukan sumber bahan ajar.
Sumber bahan ajar merupakan tempat di mana bahan ajar dapat diperoleh.[3]
Dalam mencari sumber bahan ajar, siswa dapat dilibatkan untuk mencarinya.
Misalnya, siswa ditugasi untuk mencari koran, majalah, hasil penelitian, dan sebagainya. Hal ini sesuai dengan prinsip pembelajaran siswa aktif. Berbagai
sumber dapat kita gunakan untuk mendapatkan materi pembelajaran dari setiap
standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sumber-sumber tersebut diantaranya:
a.
Buku Teks
Buku teks yang diterbitkan oleh
berbagai penerbit dapat dipilih untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Buku
teks yang digunakan sebagai sumber bahan ajar untuk suatu jenis mata pelajaran
tidak harus hanya satu jenis, apa lagi hanya berasal dari satu pengarang atau
penerbit. Gunakan sebanyak mungkin buku teks agar dapat diperoleh wawasan yang
luas.
b.
Laporan Hasil Penelitian
Laporan hasil penelitian yang
diterbitkan oleh lembaga penelitian atau oleh para peneliti sangat berguna
untuk mendapatkan sumber bahan ajar yang aktual
atau mutakhir.
c.
Jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah)
Penerbitan berkala yang berisikan
hasil penelitian atau hasil pemikiran sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai
sumber bahan ajar. Jurnal-jurnal tersebut berisikan berbagai hasil penelitian
dan pendapat dari para ahli di bidangnya masing-masing yang telah dikaji
kebenarannya.
d.
Pakar Bidang Studi
Pakar atau ahli bidang studi penting
digunakan sebagai sumber bahan ajar. Pakar tersebut
dapat dimintai konsultasi mengenai kebenaran materi atau bahan ajar, ruang
lingkup, kedalaman, urutan, dan sebagainya.
e.
Profesional
Kalangan professional adalah orang-orang
yang bekerja pada bidang tertentu. Kalangan perbankan misalnya tentu ahli di
bidang ekonomi dan keuangan. Sehubungan dengan itu bahan ajar yang berkenaan
dengan ekonomi dan keuangan dapat ditanyakan pada orang-orang yang bekerja di
perbankan.
f.
Buku Kurikulum
Buku kurikulm penting untuk
digunakan sebagai sumber bahan ajar. Karena berdasarkan
kurikulum itulah standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi bahan dapat
ditemukan. Hanya saja materi yang tercantum dalam kurikulum hanya berisikan pokok-pokok
materi. Gurulah yang harus menjabarkan materi pokok menjadi bahan ajar yang
terperinci.
g.
Penerbitan Berkala seperti Harian,
Mingguan, Dan Bulanan.
Penerbitan berkala seperti koran
banyak berisikan informasi yang berkenaan dengan bahan ajar suatu mata pelajaran.
Penyajian dalam koran-koran atau mingguan menggunakan bahasa popular yang mudah
dipahami. Karena itu baik sekali apa bila penerbitan tersebut digunakan sebagai
sumber bahan ajar.
h.
Internet
Bahan ajar dapat pula diperoleh
melalui jaringan internet. Di internet kita dapat memperoleh segala macam
sumber bahan ajar. Bahkan satuan pelajaran harian untuk berbagai matapelajaran
dapat kita peroleh melalui internet. Bahan tersebut dapat dicetak atau dikopi.
i.
Media Audiovisual (TV,
Video, VCD, kaset audio)
Berbagai jenis media audiovisual
berisikan pula bahan ajar untuk berbagai jenis mata pelajaran. Kita dapat
mempelajari gunung berapi, kehidupan di laut, di hutan belantara melalui siaran
televisi.
j.
Lingkungan (alam, sosial, seni budaya,
teknik, industri, ekonomi)
Berbagai lingkungan seperti
lingkungan alam, lingkungan sosial, lingkungan
seni budaya, teknik, industri, dan lingkungan ekonomi dapat digunakan sebagai
sumber bahan ajar. Untuk mempelajari abrasi atau penggerusan pantai, jenis
pasir, gelombang pasang misalnya kita dapat menggunakan lingkungan alam berupa
pantai sebagau sumber.
Perlu diingat, dalam menyusun
rencana pembelajaran berbasis kompetensi, buku-buku atau terbitan tersebut
hanya merupakan bahan rujukan. Artinya, tidaklah tepat jika hanya
menggantungkan pada buku teks sebagai satu-satunya sumber bahan ajar. Tidak
tepat pula tindakan mengganti buku pelajaran pada setiap pergantian semester
atau pergantian tahun. Buku-buku pelajaran atau buku teks yang ada perlu
dipelajari untuk dipilih dan digunakan sebagai sumber yang relevan dengan
materi yang telah dipilih untuk diajarkan.
Mengajar bukanlah menyelesaikan satu
buku, tetapi membantu siswa mencapai kompetensi. Karena itu, hendaknya guru
menggunakan banyak sumber materi. Bagi guru, sumber utama untuk mendapatkan
materi pembelajaran adalah buku teks dan buku penunjang yang lain.
3. Mengklasifikasi Materi
Materi pembelajaran diklasifikasikan menjadi fakta, konsep, prosedur, dan prinsip.[4]
No. |
Jenis
Materi |
Pengertian
dan Contoh |
1. |
Fakta |
Menyebutkan kapan, berapa, nama, dan di mana. Contoh: 1.
Negara RI merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 2.
Seminggu ada 7 hari 3.
Ibu kota Negara
RI adalah Jakarta 4.
Ujung Pandang terletak di Sulawesi Selatan. |
2. |
Konsep |
Definisi, identifikasi, klasifikasi, ciri-ciri khusus. Contoh: Hukum
ialah peraturan yang harus dipatuh-taati, dan jika dilanggar dikenai sanksi berupa
denda atau pidana. |
3. |
Prinsip |
Penerapan, hukum, atau rumus (Jika...maka....). Contoh: Hukum
permintaan dan penawaran (Jika penawaran tetap permintaan naik, maka harga
akan naik). |
4. |
Prosedur |
Bagan arus atau bagan alur (flowchart), algoritma, langkah-langkah
mengerjakan sesuatu
secara urut. Contoh: Langkah-langkah
menjumlahkan pecahan ialah: 1. Menyamakan penyebut 2. Menjumlahkan pembilang dengan dengan
pembilang dari penyebut yang
telah disamakan. 3. Menuliskan dalam bentuk pecahan
hasil penjumlahan pembilang dan penyebut yang telah disamakan. |
4. Menyusun Peta
Konsep
Menyusun konsep-konsep dari yang konsep dahan
(konsep umum) sampai kekonsep ranting (konsep khusus). Menyusun konsep dengan
menuliskan kata kunci atau frase pada tiap-tiap cabang yang dikembangkan. Kata
kunci adalah kata-kata yang menyampaikan inti sebuah gagasan dan memicu ingatan.
Jika menggunakan singkatan, pastikan bahwa siswa mengenal singkatan-singkatan
tersebut, sehingga dengan mudah dapat mengingat artinya selama berhari-hari
atau berminggu-minggu setelahnya. Kemudian hubungkan konsep yang berkaitan
dengan garis-garis penghubung dan memberi kata hubung pada setiap garis penghubung
tersebut. Dan tambahkan simbol-simbol dan ilustrasi-ilustrasi untuk mendapatkan
ingatan yang lebih baik. Dengan adanya peta konsep, pemanfaatan
menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya dapat membentuk kesan.[5]
Sehingga sangat mudah untuk dipahami oleh siswa dapat memahami materi.
5. Mengembangkan
Peta Konsep
Peta konsep yang akan menjadi
landasan ruang lingkup mata pelajaran dalam bahan ajar. Dengan membuat peta konsep, kita dapat
mengidentifikasi tema, isu, teori, prinsip, dan prosedur inti yang harus
diuraikan dalam topik mata pelajaran untuk digunakan oleh siswa dalam proses
belajar. Setelah menyusun peta konsep maka langkah selanjutnya adalah
mengembangkan peta konsep menjadi uraian materi atau materi pokok. Materi pokok
adalah sejumlah informasi utama yang berisi pengetahuan, keterampilan, atau
nilai yang disusun sedemikian rupa oleh pendidik agar peserta didik menguasai
kompetensi yang telah ditetapkan. Materi pokok adalah objek analisis berikutnya
yang harus kita telaah. Materi
pokok ini menjadi salah satu acuan utama
dalam menyusun isi bahan ajar.
6. Desain Modul
Desain penulisan modul yang dimaksud
di sini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun oleh
guru. Di dalam RPP telah memuat strategi pembelajaran dan media yang digunakan,
garis besar materi pembelajaran dan metode
penilaian serta perangkatnya. Dengan demikian, RPP diacu sebagai desain dalam
penyusunan/penulisan modul. Penulisan
modul dilakukan sesuai dengan RPP. Namun, apabila RPP belum ada, maka dapat dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a.
Tetapkan kerangka bahan yang akan disusun.
b.
Tetapkan tujuan akhir (performance objective), yaitu
kemampuan yang harus dicapai peserta didik setelah selesai mempelajari suatu
modul.
c.
Tetapkan tujuan antara (enable objective), yaitu kemampuan
spesifik yang menunjang tujuan akhir.
d.
Tetapkan sistem (skema/ketentuan, metoda dan perangkat) evaluasi.
e.
Tetapkan garis-garis besar atau outline substansi atau materi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yaitu komponen-komponen: kompetensi (KI-KD),
deskripsi singkat, estimasi waktu dan sumber pustaka. Bila RPP-nya sudah ada,
maka dapat diacu untuk langkah ini.
f.
Materi/substansi yang ada dalam modul berupa
konsep/prinsip-prinsip, fakta penting yang terkait langsung dan mendukung untuk
pencapaian kompetensi dan harus dikuasai peserta didik.
g.
Tugas, soal, dan atau praktik/latihan yang harus dikerjakan atau
diselesaikan oleh peserta didik.
h.
Evaluasi atau penilaian yang berfungsi untuk mengukur kemampuan
peserta didik dalam menguasai modul
i.
Kunci jawaban dari soal, latihan dan atau tugas.
7. Evaluasi dan
Validasi
Modul yang telah dan masih digunakan
dalam kegiatan pembelajaran, secara periodik harus dilakukan evaluasi dan
validasi. Evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui dan mengukur apakah
implementasi pembelajaran dengan modul dapat dilaksanakan sesuai dengan desain
pengembangannya. Untuk keperluan evaluasi dapat dikembangkan suatu instrumen
evaluasi yang didasarkan pada karakteristik modul tersebut. Instrumen ditujukan
baik untuk guru maupun peserta didik, karena keduanya terlibat langsung dalam
proses implementasi suatu modul. Dengan demikian hasil evaluasi dapat objektif.
Validasi merupakan proses untuk
menguji kesesuaian modul dengan kompetensi yang menjadi target belajar. Bila
isi modul sesuai, artinya efektif untuk mempelajari kompetensi yang menjadi
target berlajar, maka modul dinyatakan valid (sahih). Validasi dapat dilakukan
dengan cara meminta bantuan ahli yang menguasai kompetensi yang dipelajari.
Bila tidak ada, maka dilakukan oleh sejumlah guru yang mengajar pada bidang
atau kompetensi tersebut. Validator membaca ulang dengan cermat isi modul.
Validator memeriksa, apakah tujuan belajar, uraian materi, bentuk kegiatan,
tugas, latihan atau kegiatan lainnya yang ada diyakini dapat efektif untuk
digunakan sebagai media mengusai kompetensi
yang menjadi target belajar. Bila hasil validasi ternyata menyatakan bahwa
modul tidak valid maka modul tersebut perlu diperbaiki sehingga menjadi valid.
8. Jaminan
Kualitas
Untuk menjamin bahwa modul yang disusun telah
memenuhi ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam pengembangan suatu modul,
maka selama proses pembuatannya perlu dipantau untuk meyakinkan bahwa modul
telah disusun sesuai dengan desain yang ditetapkan. Demikian pula, modul yang dihasilkan perlu diuji apakah telah
memenuhi setiap elemen mutu yang berpengaruh terhadap kualitas suatu modul. Untuk
kepentingan penjaminan mutu suatu modul, dapat dikembangkan suatu standar
operasional prosedur dan instrumen untuk menilai kualitas suatu modul.
Contoh modul
1. https://drive.google.com/file/d/1RwI65toloDDyvJ5XxR8ch81YjWuJK3kl/view?usp=sharing
2. https://drive.google.com/file/d/1RwI65toloDDyvJ5XxR8ch81YjWuJK3kl/view?usp=sharing
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Bahan ajar merupakan
susunan sistematis dari berbagai bentuk bahan pembelajaran baik tertulis
seperti buku pelajaran, modul, handout, LKS maupun yang tidak tertulis seperti
maket, bahan ajar audio, bahan ajar interaktif yang di pakai atau
digunakan sebagai pedoman atau panduan oleh pendidik atau instruktur dalam
proses belajar dan pembelajaran.
2.
Kerangka atau format
modul
terdiri dari halaman sampul, kata pengantar, daftar
isi, glosarium, pendahuluan, pembelajaran, dan daftar pustaka.
3.
Langkah-langkah menyusun modul berdasarkan peta konsep adalah analisis kebutuhan
modul, memilih sumber bahan ajar, mengklasifikasi materi, menyusun peta konsep,
mengembangkan peta konsep, desain modul, evaluasi dan validasi, serta jaminan
kualitas.
B. Saran
Mata kuliah ini sangat penting
bagi calon seorang guru, sehingga penulis berharap agar dosen juga mengarahkan
apabila dalam pemaparan isi dan lainnya kami melakukan kesalahan. Saran penulis
terhadap pembaca yaitu pembeca hendaknya memahami isi makalah ini karena materi
yang ada di dalamnya dapat digunakan sebagai bahan ajar ketika mengajar di
SD/MI.
DAFTAR PUSTAKA
Belawati, dkk. 2003.
Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Universitas Terbuka.
Bobbi DePorter dan Mike Hemacki. 2003. Quantum
Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.
Gintings, Abdorrakhman. 2008. Essensi Praktis Belajar dan Pembelajaran.
Bandung: Humaniora.
Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan
Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press.
[1]
Abdorrakhman Gintings, Essensi Praktis Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Humaniora, 20
08), hal.152.
[2] Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif,
(Yogyakarta: Diva Press, 2011), hal. 34.
[3] Andi Prasworo, Pengembangan Bahan Ajar Tematik, (Jakarta: Kencana,
2016), hal 289.
[4] Belawati, dkk., Pengembangan Bahan Ajar, (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2003), hal. 45
[5] Bobbi DePorter dan Mike Hemacki, Quantum Learning Membiasakan Belajar
Nyaman dan Menyenangkan, (Bandung: Kaifa, 2003), hal. 152.
0 Comments