Makalah Bimbingan Karier Di Sekolah Dasar

 

MAKALAH

Bimbingan Karier Di Sekolah Dasar

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling

 

Dosen Pembimbing :

Dwi Rosyidatul Kholidah, M. Pd. I

 

 

Disusun Oleh:

 Dika Ayu Rahmawati (Yo An)

 

 

Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-FATTAH

SIMAN SEKARAN LAMONGAN

Desember 2018


 

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah Bimbingan dan Konseling “Bimbingan Karier di Sekolah Dasar”

Makalah ini disusun berdasarkan tugas yang diberikan oleh Dosen mata kuliah Bimbingan dan Konseling untuk menambah wawasan penulis. Makalah ini disusun dengan harapan dapat bermanfaat bagi semua kalangan dan terutama bagi penulis sendiri. Ucapan terima kasih juga tak lupa kami haturkan kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan makalah ini, antara lain:

1.      Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar dan tanpa gangguan.

2.      Dwi Rosyidatul Kholidah, M.Pd.I selaku Dosen mata kuliah Bimbingan dan Konseling, yang telah membimbing kami dalam menyusun makalah ini.

3.      Keluarga yang senantiasa mendukung kami.

4.      Teman-teman yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah.

5.      Semua pihak yang telah terlibat yang tak dapat kami sebutkan satu-persatu.

 

Kami menyadari makalah ini masih banyak memiliki kekurangan. Untuk itu, kami mengaharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak agar kedepannya kami lebih baik lagi dalam menyusun sebuah makalah.

 

 

 

Sekaran, 16 Desember 2017

 

Penulis

 


 

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................  i

KATA PENGANTAR ......................................................................................  ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................  iii

BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang................................................................................ 1

B.     Rumusan Masalah........................................................................... 2

C.     Tujuan.............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A.    Problematika Karier Peserta didik di SD........................................ 3

B.     Pengertian Bimbingan Konseling Karies di SD.............................. 5

C.     Tujuan Bimbingan Konseling Karier di SD.................................... 7

D.    Orientasi Layanan Bimbingan Konseling Karier di SD.................. 9

E.     Materi Bimbingan Konseling Karier di SD..................................... 14

F.      Aplikasi Layanan Bimbingan dan Konseling Karier Terintegrasi di  SD               15

BAB III PENUTUP

A.    Kesimpulan...................................................................................... 22

B.     Saran ...............................................................................................  22

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................  23


BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Perubahan-perubahan dalam masyarakat akan semakin meningkat dan membingungkan sehingga butuh persiapan dalam menghadapinya. Perubahan-perubahan tersebut tidak lepas dari kemajuan teknologi dan informasi. Oleh sebab itu, banyak terjadi perubahan tidak terkecuali di sekolah. Sekolah sudah selayaknya memberikan bekal dan menyiapkan peserta didik terkait dengan pilihan masa depannya. Hal ini karena sekolah secara umum dan secara pragmatis memang ada untuk membantu peserta didik menguasai berbagai keterampilan untuk bekerja. Meskipun demikian, dalam karier tidak hanya cukup keterampilan praktis, perlu perencanaan yang matang, sikap yang baik, dan pemahaman diri secara utuh.

Keadaan dan tuntutan tersebutlah yang mendasari adanya layanan bimbingan dan konseling karier. Layanan yang muncul sebagai upaya membantu peserta didik mengenal diri dan dunia kerja yang diharapkan. Terutama pada abad 21 ini, sekolah dasar diarahkan untuk mengajarkan peserta didik tentang bagaimana mereka hidup, bagaimana belajar, dan bagaimana bekerja atau berkarier. Munculnya layanan bimbingan konseling karier di SD tidak lepas dari permasalahan dan problematika karier peserta didik itu sendiri. Untuk itu, penulis akan membahas mengenai bimbingan karier di Sekolah Dasar.

 

B.     Rumusan Masalah

Untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan ukuran penyebaran data, kami rumuskan dalam makalah ini adalah sebagai berikut.

1.      Bagaimana problematika karier peserta didik di SD?

2.      Bagaimana pengertian bimbingan konseling karier di SD?

3.      Bagaimana tujuan, orientasi, dan materi bimbingan konseling karier di SD?

4.      Bagaimana aplikasi layanan bimbingan dan konseling karier terintegrasi di SD?

C.    Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang kami sajikan di atas, maka tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut.

1.      Untuk mendeskripsikan problematika karier peserta didik di SD.

2.      Untuk mendeskripsikan pengertian bimbingan konseling karier di SD.

3.      Untuk mendeskripsikan tujuan, orientasi, dan materi bimbingan konseling karier di SD.

4.      Untuk mendeskripsikan aplikasi layanan bimbingan dan konseling karier terintegrasi di SD.

                                                                 


 

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Problematika Karier Peserta didik di SD

Karier yang identik dengan pekerjaan dipahami secara beragam oleh banyak pihak. Bruce dan Shertzer memahami karier sebagai suatu rangkaian pekerjaan, jabatan, atau kedudukan yang dimiliki seseorang selama hidupnya. Sementara H. L Wilensky memahami karier sebagai riwayat pekerjaan yang teratur di mana dalam setiap pekerjaan yang ditekuni selalu ada persiapan untuk waktu berikutnya atau masa depannya.[1] Oleh sebab itu, karier pada dasarnya berbicara tentang perjalanan hidup seseorang bukan hanya masa bekerja, melainkan pula saat mereka menempuh pendidikan atau sekolah.

Pengertian karier tersebut menunjukkan bahwa setiap waktu dan setiap posisi seseorang baik itu sekolah dari sekolah dasar, menengah, perguruan tinggi, bahkan sampai bekerja dalam beberapa bidang dan posisi jabatan merupakan pengertian dari karier itu sendiri. Artinya, dalam setiap saat dan setiap jenjang pendidikan dan kehidupan merupakan bagian dari karier itu sendiri. Dengan demikian, peserta didik di sekolah dasar pada dasarnya sedang menempuh dan melewati sebuah fase karier untuk meraih masa depan yang lebih baik dan menjanjikan.

Pembahasan tentang karier tidak bisa lepas dari problematika karier. Problematika karier yang sering dihadapi adalah ketidaktahuan peserta didik atau bahkan setiap orang tentang apa yang akan dan harus dilakukan. Minimnya pengetahuan dan gambaran tentang apa yang akan dilakukan merupakan sumber permasalahan karier setiap peserta didik. Dalam arti yang luas, pengetahuan karier paling tidak tentang cita-cita dan harapan pekerjaan pada hakikatnya perlu dipahami sebagai tujuan akhir yang harus direncanakan dan ditempuh setahap demi setahap dan tangga demi tangga kesuksesan, baik dalam setiap pekerjaan, setiap sekolah, bahkan setiap minggu dan hari. Namun demikian, banyak orang memahami karier hanya sebatas pekerjaan yang dicita-citakan, tanpa memerhatikan jenjang pendidikan dan aktivitas keseharian untuk menuju cita-cita tersebut.[2]

Hal ini berdampak pada pemahaman peserta didik yang juga memahami karier sebagai sebuah cita-cita pekerjaan di masa depan, tanpa memahami bahwa ketercapaian karier seseorang tidak dapat dipisahkan dengan sikap dan perilaku yang dimunculkan saat ini, baik dalam keseharian, pemilian ekstrakurikuler sekolah, pemilihan sekolah lanjutan, bahkan sikap dalam belajar. Artinya, seolah-olah karier tidak ada kaitannya dengan belajar saat ini. Jelas ini merupakan pemahaman yang keliru dan dapat berdampak parah di masa mendatang, masa yang penuh dengan persaingan, globalisasi teknologi dan informasi yang menuntut orang lebih teramil agar mampu berkompetisi.

Saat ini era globalisasi dan tantangan dunia pekerjaan yang sangat kompetitif mendorong persiapan karier yang sedini mungkin. Pengenalan wawasan karier sejak dini merupakan pilihan strategis dalam mempersiapkan generasi yang tangguh dan siap bersaing. Lembaga yang paling strategis untuk memberikan bimbingan pengetahuan dan wawasan karier adalah pendidikan. Hal ini karena pada hakikatnya pendidikan memang mempersiapkan pekerja yang terampil dan produktif.[3] Oleh sebab itu, proses pendidikan dan wawasan karier perlu dilakukan sejak dini terutama di sekolah dasar.

Menurut Sunaryo Kartadinata dkk., tujuan bimbingan dan konseling karier bagi peserta didik usia sekolah dasar lebih difokuskan untuk memberikan kesadaran dan wawasan karier kepada peserta didik atau career awareness.[4] Artinya, untuk usia SD hanya menekankan pada peningkatan wawasan peserta didik tentang dunia pekerjaan sebanyak mungkin sebagai pilihannya. Peserta didik belum diminta memilih secara pasti, tetapi diminta memiliki dan memilih jenis pekerjaan yang diharapkan. Peran pendidik adalah menjadikan cita-cita tersebut sebagai motivasi dan dorongan agar peserta mau belajar secara disiplin, rajin, ulet, pantang menyerah, dan lebih sungguh-sungguh.

 

B.     Pengertian Bimbingan Konseling di SD

Bimbingan karier memiliki beberapa istilah yang sering kali memunculkan kebingungan dalam memahami istilah karier itu sendiri. Hal ini berdampak dalam konteks pelaksanaan bimbingan dan konseling karier yang sering memunculkan perbedaan persepsi di antara guru bahkan praktisi bimbingan konseling. Beberapa istilah tersebut seperti karier, jabatan, perkembangan karier, dan pendidikan karier. Menurut Sunaryo Kartadinata dkk., perbedaan pengertiann tersebut, antara lain:

1.    Karier, yaitu keseluruhan pekerjaan yang dialami seseorang dalam keseluruhan hidupnya.

2.    Jabatan, occupation, vocational adalah suatu pekerjaan khusus atau kegiatan kerja tertentu.

3.    Perkembangan karier, yaitu keseluruhan perkembangan induvidu yang menekankan pada proses persiapan, memasuki, dan kemajuan dalam dunia pekerjaan.

4.    Pendidikan karier, yaitu kegiatan yang direncanakan untuk memberikan pengalaman pendidikan kepada induvidu yang akan memberikan kemudahan perkembangan karier.

Menurut Super  dalam Sunaryo Kartadinata dkk., bimbingan karier merupakan proses membantu induvidu untuk mengermbangkan dan menerika gambaran diri secara terintegrasi dan mandiri serta perananya dalam dunia kerja, serta menguji konsep-konsep dirinya tersebut dan mengonversinya terhadap kenyataan yang ada untuk memberikan kepuasan diri dan masyarakat. Menurut The National Vocatioan Guidance Assosiation, bimbingan karier merupakan aktivitas dan program membantu peserta didik mengasimilasi dan mengintegrasikan pengetahuan, pengalaman, dan apresiasi-apresiasi pengenalan diri, pemahaman dunia kerja masyarakat dan syarat-syaratnya, serta faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penentuan sebuah jabatan karier.

Berbeda dengan pendapat-pendapat sebelumnya, Dewa Ketut Sukardi memahami bimbingan karier sebagai bentuk perencanaan kehidupan dengan didasari pertimbangan potensi diri dan lingkungannya sehingga lebih matang dan penuh tanggung jawab melaksanakan setiap keputusan karier. Mengacu pada berbagai pendapat yang ada, secara umum layanan bimbingan dan konseling karier dapat dipahami sebagai berikut.

1.    Proses membantu peserta didik mengenali dan memahami potensi dirinya.

2.    Proses membantu peserta didik mengenal dan memahami dunia kerja.

3.    Proses pemberian informasi tentang pendidikan atau latihan, ketrampilan-ketrampilan, pengetahuan, dan pola perilaku yang diperlukan dalam bekerja.

4.    Proses membantu peserta didik mengambil keputusan untuk pekerjaan dan masa depannya.

Melihat pengetian-pengertian tersebut, bimbingan karier semakin tinggi untuk diberikan kepada peserta didik sejak di sekolah dasar. Hal ini karena pendidikan dan pekerjaan merupakan sebuah pilihan hidup seseorang. Seseorang akan bekerja dan menempuh pendidikan atau belajar dengan senang hati dan penuh kegembiraan apabila pekerjaan atau pendidikan tersebut memang sesuai dengan keadaan dirinya, kemampuan, dan minatnya. Oleh sebab itu, untuk mengarah pada kondisi tersebut diperlukan proses pendampingan sejak di sekolah dalam bentuk bimbingan konseling secara baik dan sesuai dengan tugas perkembangannya.

Di sekolah, kegiatan bimbingan dan konseling karier dipandang sebagai proses membantu peserta didik dalam mempersiapkan keputusan-keputusan kariernya melalui kegiatan-kegiatan intervensi dalam kegiatan-kegiatan kerikuler maupun ekstrakurikuler. Bentuk  intervensi tersebut di antaranya perencanaan pendidikan dan karier, pengambilan keputusan, pengembangan ketrampilan, mengatasi masalah, informasi karier, dan pemahaman diri. Menurut Sunaryo Kartadinata dkk., layanan bimbingan dan konseling karier di sekolah dasar diarahkan sebatas untuk menumbuhkan kesadaran dan pemahaman peserta didik dalam hal:

1.    Banyaknya ragam kegiatan dan pekerjaan di lingkungan sekitasnya.

2.    Pengembangan sikap positif terhadap semua jenis pekerjaan.

3.    Mengembangkan kebiasaan hidup positif.

4.    Pengermbangkan pemahaman diri terhadap apa yang disukai dan tidak disukai.

5.    Pengembangan kecakapan diri, kedisiplinan, dan mengontrol kegiatan diri sendiri dalam rangka meraih cita-cita.

 

C.    Tujuan Bimbingan Konseling Karier di SD

Bimbingan karier membantu peserta didik dalam mengembangkan diri dan mengatasi kesulitan-kesulitan dalam bidang memilih pendidikan dan pekerjaan. Sementara itu, Winkel mendeskripsikan bimbingan karier sebagai bimbingan dalam mempersiapkan peserta didik menghadapi dunia pekerjaan dalam bentuk kemampuan memilih lapangan pekerjaan serta kemampuan membekali diri dalam bentuk pendidikan dan latihan yang sesuai kemampuan diri dan tuntutan pekerjaannya.

Bimbingan karier di sekolah memiliki peran strategis dalam bentuk membekali dan menyiapkan peserta didik setelah mereka tamat. Sekolah pada dasarnya bertugas mengantarkan dan menyiapkan peserta didik menghadapi kehidupan yang penuh ketidakpastian. Sekolah berperan membantu peserta didik melewati masa transisi peserta didik dari sekolah menuju dunia pekerjaan melalui penemuan, penerimaan, dan pemahaman diri agar sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Oleh sebab itu, diperlukan bimbingan secara baik sejak di sekolah.

Namun demikian, tujuan dan orientasi bimbingan konseling karier jelas berbeda pada setiap jenjang pendidikan. Artinya, tujuan san arah layanan bimbingan konseling karier di SD berbeda dengan SMP, SMP berbeda dengan SMA, dan SMA berbeda dengan Perguruan Tinggi. Secara rinci, perbedaan tujuan dan orientasi tersebut digambarkan oleh Dewa Ketut Sukardi sebagai berikut:

Bagan 1

Orientasi Bimbingan Konseling Karier

 

Menurut Dewa Ketut Sukardi pentingnya bimbingan karier adalah agar peserta didik mampu memahami diri dan lingkungannya sebagai dasar pengambilan keputusan, perencanaan, dan pengarahan kegiatannya yang mengarah pada cita-cita kehidupannya dengan penuh rasa puas dan tanggung jawab. Tujuan-tujuan tersebut sering dipahami sebagai tujuan bimbingan karier secara umum. Sementara tujuan dilaksanakannya bimbingan konseling karier secara khusus bagi peserta didik di SD menurut Yusuf G. Catherin antara lain:

1.    Peserta didik mampu melihat kemampuan, bakat, minat, dan perbedaan-perbedaan dirinya dengan peserta didik lainnya.

2.    Peserta didik membedakan macam-macam dunia pendidikan yang tersedia dan mampu memberikan latihan dan persiapan pekerjaan.

3.    Peserta didik membedakan sejumlah jenis pendidikan yang dibutuhkan untuk persiapan memasuki dunia kerja.

4.    Peserta didik mengetahui jenis pekerjaan yang mampu memuaskan dan memberikan kepuasab terhadap kompetensi yang dimilikinya.

5.    Peserta didik dapat memilih dan menyelesaikan pendidikan atau latihan dengan dasar pilihan-pilihan kariernya.

 

Melihat pentingnya bimbingna karier, seyogyanya layanan bimbingan karier di sekolah terutama sekolah dasar dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Pelaksanaan bimbingan karier hendaknya terencana, terprogram, terlaksana, dan dievaluasi ketercapaiannya. Paling tidak, kegiatan bimbingan karier disekolah dasar dilaksanakan dengan memerhatikan prinsip-prinsip pelaksanaannya. Menurut Dewa Ketut Sukardi, prinsip pelaksanaan bimbingan konseling karier perlu diperhatikan agar layanan bimbingan dapat berjalan dan berfungsi dengan sebaik-baiknya. Peinsip-prinsip tersebut, antara lain:

1.    Seluruh peserta didik hendaknya mendapatkan kesempatan  yang sama untuk mengembangkan dirinya dalam pencapaian karier.

2.    Seluruh peserta didik hendaknya memahami bahwa karier merupakan perjalanan hidup sementara pendidikan sebagai bentuk persiapan untuk hidup tersebut.

3.    Seluruh peserta didik hendaknya diberikan pemahaman tentang mengapa dan pentingnya mereka berada dalam suatu alur pendidikan.

4.    Suluruh peserta didik hendaknya dibantu memperoleh pemahaman tentang hubungan pendidikannya saat ini dengan kariernya di masa depan.

5.    Pelaksanaan program bimbingan konseling karier hendaknya diintegrasikan secara fungsional dengan program-program pendidikan secara umum.

 

D.    Orientasi layanan Bimbingan Konseling Karier di SD

Menurut Eli Ginzberg, perjalanan dan perkembangan cita-cita peserta didika akan melewati tiga fase fantasi (SD, yaitu 0-11 tahun), fase tentatif (SMP/SMA 11-17 tahun), dan fase realistis (PT 17-25 tahun). Pada fase fantasi, yaitu anak-anak atau usia sekolah dasar. Pada fase ini pemilihan pekerjaan atau cita-cita pekerjaan akan sangat dipengaruhi budaya dan orang-orang yang ada disekitarnya. Artinya, status orangtua, pekerjaan orangtua, dan sikap orangtua merupakan sumber inspirasi cita-cita seorang anak. Istilah ini disebut oleh Elfi Mua’wanah dan Rifa Hidayah sebagai significant others, yaitu pengaruh dari orang yang dikagumi dan dekat dengan anak. Significant others atau teladan yang memberikan pengaruh terhadap orientasi karier peserta didik hanyalah satu dari sekian banyak faktor. Menurut Norman Amundson, pilihan dan orientasi karier peserta didik sebenarnya dipengaruhi banyak faktor seperti tertera dalam gambar berikut.

Bagan 2

Berbagai Faktor dalam Pilihan Berkarier

 

Anne Roe, Guru Besar Universitas Arizona mengatakan bahwa kecenderungan pilihan pekerjaan seorang sangat dipengaruhi masa awal, yaitu anak-anak dan kesan pertamanya terhadap sebuah pekerjaan. Ia mengatakan bahwa pola perkembangan arah pilih jabatan sangat dipengaruhi oleh kesan pertama, yaitu kanak-kanak dalam bentuk kesan atas perasaan puas dan tidak puas yang kemudian akan terus berkembang menjadi kekuatan psikis atau motivasi dalam kehidupannya. Pandangan tersebut menegaskan bahwa perkembangan cita-cita peserta didik bergerak dari interpersonal, parental, dan significant others sebagai objek transfer cita-cita.

Oleh sebab itu, orientasi dari bimbingan konseling karier untuk peserta didik SD adalah menumbuhkan kesadaran karier (career awareness) dalam bentuk pengetahuan dan pemahaman macam-macam jenis pekerjaan. Pada fase tentatif dan realistis pilihan karier peserta didik sangat dipengaruhi oleh minta, kemampuan, nilai, dan transisi. Menurut Robert Nathan dan Linda Hill, semakin dewasa peserta didik arah pilihan karier lebih banyak dipengaruhi oleh orangtua dan teman sebayanya. Hal ini berarti arah pilihan karier peserta didik sangat dipengaruhi lingkungan.

Menurut Elfi Mua’wanah dan Rifa Hidayah juga Dewa Ketut Sukardi memang terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan pilihan karier peserta didik dan faktor eksternal dalam bentuk faktor sosial, lingkungan alam, dan sebagainya. Berikut adalah bagan yang menggambarkan pengaruh kondisi diri dan lingkungan terhadap pilihan karier peserta didik.

Bagan 3

Faktor Internal dan Eksternal

 

Mengacu pada gambar tersebut, pada dasarnya peserta didik dalam perkembangan karier tidak lepas dari pengaruh konsep diri dan konsep lingkungan sosialnya. Peserta didik akan memiliki kecenderungan pilihan karier tidak lepas dari kondisi diri dan karier lingkungan keluarga terdekatnya. Misalnya saja cita-cita, nilai-nilai kehidupan, taraf inteligensi, bakat khusus, minat, sifat dan ciri kepribadian, pengetahuan dan tingkat informasi, keadaan jasmani, potensi yang dimiliki, budaya masyarakat, keadaan sosial ekonomi keluarga, pendidikan sekolah, pandangan dan sikap pendidik serta karyawan, pergaulan dengan teman sebaya, serta tuntutan yang melekat pada masing-masing jabatan, dan sebagainya.

Bimbingan dan konseling karier bertujuan untuk membantu peserta didik memahami diri dan pilihan pekerjaannya serta arah kehidupannya kelak. Peserta didik sudah selayaknya memiliki arahan pola pikir pekerjaan yang sesuai dengan kondisi diri dan lingkungannya. Bahkan, peserta didik juga dituntut memiliki kemampuan menganalisis sampai mengatasi permasalahan diri. Namun demikian, kesuksesan seorang peserta didik merupakan sebuah hasil kombinasi dari masing-masing faktor tersebut.

Menurut Jim Barrett, kombinasi antara motivasi diri, sikap dan karakteristik kepribadian merupakan indikator terbesar terhadap capaian sukses tidaknya peserta didik di masa mendatang. Artinya, masing-masing komponen saling menguatkan dan saling melengkapi. Oleh sebab itu, untuk mencapai kondisi tersebut, Bimo Walgito membagi layanan bimbingan karier menjadi beberapa sub-bahasan yang disusun secara sistematis berkesinambungan dengan tujuan masing-masing. Bentuk-bentuk materi dan pembahasan tersebut sebagai berikut:

1.    Pemahaman Diri (Self Understanding)

Layanan pemahan diri peserta didik meliputi pemahaman tentang diri sendiri, bakat, potensi, dan kemampuan peserta didik, cita-cita dan gaya hidup,  serta bagaimana sikap-sikapnya. Pemahaman diri dalam banyak aspek lebih menekankan pada bagaimana peserta didik menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis, mampu mengambil keputusan yang objektif secara mandiri, mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang dipilih, dan bertanggung jawab terhadap keputusan yang telah diambilnya sebagai bentuk perwujudan dirinya.

2.    Pemahaman Nilai-nilai (Values Understanding)

Layanan pemahaman nilai-nilai yang ditanamkan meliputi nilai-nilai kehidupan, saling mengenal dengan orang lain, andanya pertentangan nilai dalam diri sendiri, pertentangan nilai diri dengan orang lain, kelompok, serta kemampuan bertindak atas dasar nilai-nilai yang diyakini. Penanaman nilai-nilai terkait dengan karier adalah bagaimana cara bekerja keras, ulet, disiplin,hemat, sungguh-sungguh dan sebagainya. Penanaman dan pemahan nilai-nilai dapat dilakukan dengan berbagai metode, baik yang dilakukan dengan berbagai metode dan strateginya.

3.    Pemahaman Lingkungan

Layanan pemahaman lingkungan dilakukan dalam upaya membangun pemahaman informasi pendidikan orang-orang terdekatnya, kondisi daerah dan kecenderungan pengembangannya serta informasi jabatan. Materi ini lebih menekankan pada tuntutan kesadaran diri peserta didik akan kondisi diri dan lingkungannya saat ini serta lingkungan yang akan dihadapinya ketika menduduki sebuah karier sesuai dengan cita-citanya. Tujuannya agar peserta didik mempersiapkan diri dengan lebih baik dan belajar meningkatkan kepekaan lingkungannya. Artinya, peserta didik mau belajar dari lingkungan sekitarnya.

4.    Hambatan dan Mengatasi Hambatan

Bertujuan agar peserta didik memiliki prediksi tentang hambatan yang mungkin muncul dan cara mengatasinya. Oleh sebab itu, faktor yang diperhatikan, antara lain faktor-faktor pribadi, faktor lingkungan, manusia dan hambatan serta cara mengatasi hambatannya. Poin penting dari materi ini adalah permasalahan yang mungkin muncul ketika peserta didik berusaha mencapai cita-citanya. Permasalahan yang mungkin muncul, baik dalam aspek ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, dan sebagainya. Misalnya, permasalahan kelanjutan studi yang menuntut biata banyak bagi peserta didik dari keluarga yang kurang mampu. Maka, solusi mengatasi hambatan yang diajarkan adalah belajar hemat dan menabung sejak dini untuk keperluan pendidikannya, hidup disiplin, sederhana, kerja keras, dan sebagainya.

5.    Merencanakan Masa Depan

Layanan ini membantu peserta didik menyusun informasi diri, mengelola informasi diri, mempertimbangkan alternatif, membuat keputusan dan rencana, serta merencanakan masa depan. Misalnya, melalui kegiatan induvidu, kelompok atau klasikal, peserta didik diminta menyusun informasi tentang dirinya sendiri mencakup cita-cita, orang yang menjadi idola, kemudian pendidik mengarahkan tentang hal-hal apa saja yang harus dilakukan peserta didik.

Contohnya, ketika seorang peserta didik memiliki cita-cita untuk menjadi anggota TNI AU, pendidikan mengarahkan sekolahnya harus ke AKMIL, maka SMA, SMP, SD harus selalu juara kelas. Selain itu, fisik yang sehat perlu dipahamkan tentang menjaga kesehatan diri. Tujuan akhirnya dalam jangka pendek adalah peserta didik memiliki pemahaman akan hal-hal yang harus dikerjakan dalam bentuk belajar dengan rajin dan disiplin serta menjaga kesehatan diri dengan menerangkan perilaku hidup bersih dan sehat.

 

E.     Materi Bimbingan Konseling Karier di SD

Kegiatan bimbingan konseling di SD dilakukan secara berkesinambungan dengan karakteristik yang berbeda dengan layanan di sekolah lanjutan. Perbedaan ini karena memang terdapat karakteristik perkembangan yang khas pada peserta didik kelas rendah (I,II, dan III) dengan kelas tinggi (IV,V, dan VI). Menurut Sunaryo Kartadinata, dkk., perbedaan karakteristik perkembangan tersebut berdampak pada perbedaan materi bimbingan konseling. Menurut Sunaryo Kartadinata dkk., materi bimbingan konseling karier untuk siswa SD kelas rendah (I,II, dan III) meliputi:

1.    Menjelaskan bahwa pekerja itu penting bagi kehidupan sesuai dengan tuntutan lingkungan,

2.    Mengenalkan ketrampilan yang dimiliki,

3.    Menjelaskan macam-macam pekerjaan yang ada di lingkungan sekolah,

4.    Mengenalkan macam-macam pekerjaan yang dilakukan oleh orang dewasa,

5.    Mengenalkan mengapa orang memilih suatu pekerjaan dan pilihan-pilihan tersebut kadang masih berubah,

6.    Menjelaskan bahwa kehidupan masa depan harus direncanakan dari sekarang,

7.    Menjelaskan bahwa pekerjaan seseorang sangat dipengaruhi minat dan kecakapannya.

Adapun materi layanan bimbingan konseling karier untuk peserta didik sekolah dasar kelas tinggi (IV,V, dan IV), antara lain:

1.    Menjelaskan manfaat mencontohkan sikap, perilaku, dan kebiasaan hidup orang-orang yang berhasil,

2.    Mengenalkan pekerjaan-pekerjaan yang ada di lingkungan sekitar,

3.    Membimbing peserta didik merencanakan pekerjaan apa yang cocok dengan dirinya ketika dewasa,

4.    Membimbing dan menjelaskan pada peserta didik bahwa meneladani tokoh panutan dapat mempengaruhi karier,

5.    Membimbing dan menjelaskan pada peserta didik tentang macam-macam gaya hidup dan pengaruhnya,

6.    Menjelaskan jenis-jenis ketrampilan yang dikaitkan dengan pekerjaan tertentu,

7.    Membimbing diskusi tentang jenis pekerjaan yang umum bagi pria dan wanita.

 

F.     Aplikasi Layanan Bimbingan dan Konseling Karier Terintegrasi di SD

Kegiatan bimbingan konseling karier di sekolah dasar pada dasarnya dapat dilakukan di mana pun. Artinya, kegiatan bimbingan pada dasarnya tidak hanya di ruang bimbingan dan konseling, tetapi bisa juga dilakukan di ruang kelas dan lingkungan masyarakat. Dewa Ketut Sukardi memandang bahwa kegiatan bimbingan konseling, terutama bimbingan karier, harus melibatkan banyak pihak termasuk orangtua dan masyarakat luas. Oleh sebab itu, Dewa Ketut Sukardi mengatakan bahwa kegiatan bimbingan konseling karier dapat diwujudkan dalam tiga kegiatan pokok, yaitu di ruang bimbingan, ruang kelas, dan luar sekolah atau masyarakat luas.[5]

Terkait pelaksanaan bimbingan konseling di sekolah terutama di ruang kelas, kegiatan layanan lebih baik jika dilakukan secara terintegrasi dengan proses pembelajaran. Menurut Mel Ruff (2001) bimbingan karier secara mendasar seharusnya diberikan pada seluruh peserta didik dan terintegrasi sejak tahun-tahun pertaman pendidikannya. Artinya bimbingan karier yang terintegrasi dengan kurikulum pembelajaran secara berkesinambuangan, baik di ruang kelas maupun di luar ruang kelas sejak sekolah dasar sampai sekolah lanjutan. Berikut ini contoh cakupan kegiatan bimbingan konseling karier yang di lakukakan dalam berbgai lingkungan pelaksanaannya.

Bagan 4

Kegiatan Bimbingan Konseling Karier

 

Kegiatan bimbingan konseling wawasan karier yang diselenggarakan di sekolah dasar idealnya mengacu pada aspek tugas perkembangan. Pemahaman pendidik terhadap tugas perkembangan akan memberikan kemudahan dalam memberikan layanan dan disukai oleh peserta didik. Artinya, materi yang dibutuhkan memang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan perkembangan peserta didik pada waktu tersebut. Mengacu pada buku pedoman pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam lingkup pendidikan formal, terdapat dua aspek perkembangan pokok tentang karier yang harus dipenuhi. Dua aspek perkembangan tersebut adalah perilaku kewirausahaan serta wawasan dan kesiapan karier. Aspek perkembangan perilaku kewirausahaan peserta didik usia sekolah dasar diberikan dengan prioritas untuk menumbuhkan kemandirian dalam berperilaku yang berkaitan dengan ekonomi. Internalisasi aspek pengembangan perilaku kewirausahaan di sekolah dasar, meliputi:

1.    Ranah Pengenalan atau Pengetahuan

Arah pengembangan perilaku kewirausahaan pada ranah ini adalah peserta didik mengenali perilaku-perilaku ekonomis seperti perilaku hemat, ulet, sungguh-sungguh, dan kompetitif dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan terdekatnya merupakan perilaku positif yang harus di aplikasikan. Misalnya, peserta didik tahu akan pentingnya hidup hemat, manfaat melakukan setiap pekerjaan dan belajar dengan ulet dan sungguh-sungguh, serta mengetahui adanya kompetisi yang ketat di masa depan terutama dalam mencari pekerjaan.

2.    Ranah Akomodasi atau Sikap

Arah pengembangan perilaku kewirausahaan pada ranah ini adalah peserta didik memahami dan menerima perilaku-perilaku ekonomis seperti hemat, ulet, sungguh-sungguh, dan kompetitif dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan terdekatnya merupakan perilaku yang harus diterima dengan baik dan menjadi bagian dari konsep dirinya. Misalnya, peserta didik menyakinkan dirinya bahawa perilaku hemat, ulet, sungguh-sungguh, dan mau bersaing akan menjadi bagian dari kesehariannya, meskipun pelaksanaannya belum secara keseluruhan.

3.    Ranah Tindakan atau Perilaku

Arah pengembangan aspek pengembangan ini adalah peserta didik menampilkan dan mempraktikan perilaku hemat, ulet, sungguh-sungguh, dan kompetitif dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan terdekatnya sebagai bagian karakteristik dan kebiasaannya. Misalnya, peserta didik menunjukkan perilaku rajin belajar, disiplin belajar, dan rajin mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang dipilihnya. Bahkan, peserta didik mampu menentukan prioritas kegiatan yang harus dilakukan dan tidak harus dilakukan.

Aspek pengembangan wawasan dan kesiapan karier peserta didik di sekolah dasar diberikan dengan prioritas pengenalan dan pemahaman dunia karier paling tidak pada lingkungan terdekatnya. Artinya, peserta didik mengetahui jenis-jenis pekerjaan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai cita-cita pekerjaan yang diinginkan. Internalisasi aspek pengembangan wawasan dan kesiapan karier peserta didik usia sekolah dasar, antara lain:

1.    Ranah Pengenalan atau Pengetahuan

Arah pengembangan yang ingin dicapai pada ranah ini adalah peserta didik mengenali ragam aktifitas dan pekerjaan orang dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan terdekatnya. Misalnya peserta didik mengenal pekerjaan orangtua, kakak, paman, atau tetangganya, seperti menjadi guru, polisi, petani, karyawan bank, pedagang, dan sebagainya.

 

2.    Ranah Akomodasi atau Sikap

Arah pengembangan yang ingin dicapai pada ranah ini adalah peserta didik menghargai setiap aktifitas dan pekerjaan orang-orang sebagai sebuah aktivitas dan pekerjaan yang saling tergantung satu sama lain dan saling berhubungan. Oleh sebab itu, peserta didik tidak merendahkan sebuah pekerjaan dan menyanjung dengan berlebihan pekerjaan lainnya. Misalnya, peserta didik memahami bahwa pekerjaan sebagai petani sama pentingnya dengan dokter dan keduanya saling bergantung. Petani butuh dokter ketika sakit dan dokter butuh petani yang menghasilkan padi, jagung, dan sebagainya sebagai bahan makanan pokok.

3.    Ranah Tindakan atau perilaku

Arah pengembangan yang ingin dicapai dalam ranah ini adalah peserta didik mampu mengekspresikan ragam pekerjaan dan aktivitas yang ada di sekitanya dalam bentuk menghargai tiap pekerjaan dan menampilkan sikap dan nilai positif dari masing-masing pekerjaan tersebut. Artinya, peserta didik memunculkan sikap positif untuk mencapai cita-cita pekerjaan yang diinginkan dalam bentuk perilaku belajar dan aktivitas yang mengarah pada cita-cita perkerjaannya tersebut.

Kegiatan bimbingan konseling karier pada aspek perilaku kewirausahaan yang menumbuhkan sikap ekonomis dan aspek wawasan dan kesiapan kerja dapat dilakukan dengan menggunakan banyak cara dan metode. Dewa Ketut Sukardi menjelaskan model bimbingan konseling dapat dilakukan di ruang bimbingan, ruang kelas, dan di luar sekolah atau masyarakat. Secara rinci menurut Bimo Walgito, kegiatan bimbingan konseling karier dapat juga dilakukan dalam bentuk kegiatan sistem paket bimbingan karier, secara instruksional, pengajaran unit, hari karier (career day), dan karyawisata.[6]

Kegiatan bimbingan karier dilaksanakan pada hari-hari tertentu yang disebut “hari karier” atau career day. Pada hari tersebut, semua kegiatan bimbingan karier dilaksanakan berdasarkan program bimbingan karier yang telah ditetapkan oleh sekolah setiap tahun. Kegiatan ini diisi dengan ceramah-ceramah dari orang yang berkompeten, misalnya pemimpin perusahaan, orang-orang yang dipandang berhasil dalam dunia kerja, petugas Departemen Tenaga Kerja, dan lain-lain. Oleh karena itu, pembimbing harus cukup jeli dan bijaksana dalam hal mencari orang-orang yang berkompoten untuk dimintai bantuannya.[7]

Mengacu pada model-model yang disampaikan Bimo Walgito, pola yang paling mungkin dilakukan dan dipakai di sekolah dasar adalah pendekatan instruksional. Oleh sebab itu, pola bimbingan dan konseling ini menurut Bimo Walgito tidak dilaksanakan secara khusus, tetapi secara terpadu dan terintegrasi dengan kegiatan belajar mengajar sekolah yang lainnya. Integrasi yang dimaksud adalah selain pendidik memberikan materi sesuai dengan silabus dan RPP mata pelajarannya, mereka juga menyampaikan muatan bimbingan konseling karier yang sesuai dengan tema pembahasan mata pelajaran tersebut.

Kegiatan bimbingan konseling karier yang dilakukan terpadu dengan KBM dilaksanakan dalam bentuk bagaimana isi atau nilai-nilai bimbingan konseling karier dipadukan dalam proses belajar mengajar secara bersama-sama. Misalnya, untuk memberikan isi bimbingan karier dengan tema hobi dan cita-cita, pendidik menelaah setiap mata pelajaran yang mungkin dapat dimasuki materi tersebut apakah dalam mata pelajaran bahasa, PKn, atau bahkan IPA. Konsekuensinya, setiap guru diharapkan dapat memberikan layanan bimbingan dan konseling karier tertentu pada saat menyampaikan materi pelajaran.

Berikut beberapa contoh nilai layanan bimbingan karier dalam bentuk pengenalan lapangan pekerjaan yang dapat diinternalisasaikan dan diintegrasikan dalam proses pembelajaran di sekolah dasar dalam berbagai mata pelajaran. Jenis pekerjaan yang termuat dalam tulisan berikut ini telah sesuai dengan Buku Klasifikasi Jabatan Indonesia (KJI) dan Buku Penuntun jabatan Departemen Tenaga Kerja Tahun 1984 yang dikutip Dewa Ketut Sukardi.[8]

No.

Mata Pelajaran

Materi pelajaran

Aspek Pengembangan Ranah Materi, dan Nilai BK Karier

1.

IPA Kelas 1

Tubuhku

Lapangan kerja kesehatan: dokter, ahli gizi, apoteker, perawat, bidan, dll.

Aku tumbuh Sehat

Lingkungan sehat

IPS Kelas 1

Siapa aku, kerabatku, dan Keluargaku

Mengenali profesi pekerjaan lingkungan terdekat: bidang kesehatan, pendidikan, jasa, perdagangan, keuangan dan perbankan, konstruksi bangunan, kayu, industri, TNI-POLRI, dll.

Hidup rukun, Keluarga yang berbeda suku, dan Kegemaran.

Kebersihan (ciri rumah sehat dan menjaga kebersihan rumah)

Lapangan kerja kesehatan: dokter, ahli gizi, apoteker, perawat, bidan, dll.

B.indo Kelas 1

Akhlak (mendengarkan cerita, mendeskripsikan anggota tubuh, membaca nyaring, menyalin puisi)

Pendidik mencari atau membuat sebuah cerita yang memuat nilai-nilai bimbingan karier dalam bentuk cita-cita dan jenis pekerjaan, kerja keras dan disiplin untuk mencapai cita-cita tersebut, tantangan dan sebagainya. Atau bahkan mengambil cerita dari biografi tokoh-tokoh sukses seperti Soichiro Honda, dll

 

2.

IPA kelas IV

Kondisi yang mempengaruhi ekosistem dan pemanfaatan hewan serta tumbuhan oleh manusia

Lapangan kerja daerah pesisi pantai:

Nelayan, pembuat garam, dll.

Lapangan kerja daerah pesisir pantai:

Persawahan, perkebunan buah, peternakan, dll

Lapangan kerja daerah bukit dan pegunungan:

Perkebunan teh dan sayur-mayur, dll.

Jenis hewan dan tumbuhan langkah serta upaya mencegah kepunahan hewan dan tumbuhan

Lapangan pekerjaan:

Petugas kebun binatang, petugas taman margasatwa, petugas hutan lindung dan konservasi.

IPS kelas VI

Wilayah laut teritorial Indonesia (perubahan wilayah laut, upaya pelestarian laut)

Lapangan kerja perairan laut:

TNI angkatan laut, perkapalan, nahkoda, nelayan, teknisi kapal, dll.

Ciri-ciri gejala sosial Indonesia dan tetangga (keadaan sosial Indonesia dan tetangga, sikap waspada terhadap masalah sosial)

Lapangan pekerjaan:

Pertanian, perkebunan, perdagangan, industri, dll.

Cara menghadapi bencana alam (gempa bumi, tsunami, gunung meletus, angin topan, banjir, kebakaran hutan)

Lapangan pekerjaan:

Ahli klimatologi, ahli geologi, BNPB, SAR, dll.

B.Indo kelas VI

Dunia binatang (belajar menyampaikan informasi, mendeskripsikan laporan kunjungan)

Lapangan pekerjaan:

Dokter hewan, penangkaran hewan, penjaga kebun binatang, dll.

Memahami drama (memahami isi naskah drama, menceritakan isi drama)

Pendidik mencari atau membuat sebuah cerita yang memuat nilai-nilai bimbingan karier dalam bentuk cita-cita dan jenis pekerjaan, kerja keras dan disiplin untuk mencapai cita-cita tersebut, tantangan dan sebagainya dengan menggunakan binatang atau tokoh-tokoh fiksi sebagai pemeran utama atau bahkan mengambil cerita biografi tokoh-tokoh sukses seperti Soichiro Honda, dll

 

 

 

 


 

BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Bimbingan karier merupakan aktivitas dan program membantu peserta didik mengasimilasi dan mengintegrasikan pengetahuan, pengalaman, dan apresiasi-apresiasi pengenalan diri, pemahaman dunia kerja masyarakat dan syarat-syaratnya, serta faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penentuan sebuah jabatan karier. Tujuan bimbingan karier adalah agar peserta didik mampu memahami diri dan lingkungannya sebagai dasar pengambilan keputusan, perencanaan, dan pengarahan kegiatannya yang mengarah pada cita-cita kehidupannya dengan penuh rasa puas dan tanggung jawab.

Bentuk-bentuk materi dari bimbingan karier yaitu, Pemahaman Diri (Self Understanding), Pemahaman Nilai-nilai (Values Understanding), Pemahaman Lingkungan, Hambatan dan Mengatasi Hambatan, dan  Merencanakan Masa Depan. Di dalam bimbingan karier terdapat dua aspek perkembangan yang harus dipenuhi yaitu, perilaku kewirausahaan serta wawasan dan kesiapan karier yang di dalamnya mencakup unsur ranah pengenalan atau pengetahuan, ranah akomodasi atau sikap, dan ranah tindakan atau perilaku.

 

B.     Saran

Mata kuliah ini sangat penting bagi calon seorang guru, sehingga penulis berharap agar dosen juga mengarahkan apabila dalam pemaparan isi dan lainnya kami melakukan kesalahan. Saran penulis terhadap pembaca yaitu pembeca hendaknya memahami isi makalah ini karena materi yang ada di dalamnya dapat digunakan sebagai bahan ajar ketika mengajar di SD/MI.


 

DAFTAR PUSTAKA

H.A.R. Tilaar dan Riant Nugroho. 2009. Kebijakan Pendidikan: Pengantar untuk memahami kebijakan Pendidikan dan Kebijakan Pendidikan sebagai Kebiajakan Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ismaya, Bambang. 2015. Bimbingan dan Konseling: Studi, Karier, dan Keluarga. Bandung: PT. Refika Adimata.

Muhammad Irham dan Novan Ardy Wiyani. 2004. Bimbingan dan Konseling: Teori dan Aplikasi di Sekolah Dasar. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Sukardi, Dewa Ketut. 1987. Bimbingan Karier di Sekolah-sekolah. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Sunaryo Kartadinata dkk. 1999. Bimbingan di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdikbud.

Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan Konseling: Studi dan Karier. Yogyakarta: Penerbit Andi.

         



[1] Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan Karier di Sekolah-sekolah, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1987), hlm. 18.

[2] Muhammad Irham dan Novan Ardy Wiyani, Bimbingan dan Konseling: Teori dan Aplikasi di Sekolah Dasar, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), hlm. 200.

[3] H.A.R. Tilaar dan Riant Nugroho, Kebijakan Pendidikan: Pengantar untuk memahami kebijakan Pendidikan dan Kebijakan Pendidikan sebagai Kebiajakan Publik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 32.

[4] Sunaryo Kartadinata dkk., Bimbingan di Sekolah Dasar, (Jakarta: Depdikbud, 1999), hlm 221.

[5] Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan..., h. 299.

[6] Bimo Walgito, Bimbingan Konseling: Studi dan Karier, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2010), hlm. 205.

[7] Bambang Ismaya, Bimbingan dan Konseling: Studi, Karier, dan Keluarga, (Bandung: PT. Refika Adimata, 2015), hlm. 88.

[8] Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan..., h. 309.


Post a Comment

0 Comments